gb. educastudio |
Nabi Ayyub adalah putra
Ish. Dengan demikian beliau masih masih saudara misan (sepupu) nabi Yusuf. la
memiliki harta banyak. Tetapi nabi Ayyub tidak pernah sombong.
Nabi Ayyub adalah nabi
terkaya sebab ia memiliki ternak yang sangat banyak, sawah amat luas. Ia juga
dikaruniai anak yang banyak pula. Sehingga lengkaplah sudah kehidupan
duniawinya.
Nabi Ayyub menyadari
bahwa harta yang diberikan Allah kepadanya hanyalah suatu cobaan belaka. Untuk
itu ia tidak segan-segan memberikan.sumbangan pada anak yatim dan keperluan
agama. Karena sifat yang demikian itulah, akhirnya ia menjadi panutan kaumnya.
Nabi Ayyub lebih senang
membantu para janda, orang miskin dari pada memberi hartanya untuk keperluan
maksiat. Ia tidak pernah mengeluh sedikitpun jika cobaan datang bertubi-tubi.
Begitu pula ketika mendapat kenikmatan ia tidak lupa mengucapkan syukur kepada
Allah.
1. Nabi Ayyub Mendapat Cobaan
Karena kesabarannya
dalam menghadapi segala persoalan, maka iblis jadi iri hati. la ingin mencoba
kesabaran itu dan meminta izin pada Allah
Iblis yang dengki itu
akhirnya dikabulkan Allah untuk menggoda Ayyub. Sebab Allah ingin menunjukkan
padanya bahwa hambanya yang bernama Ayyub tidak pernah melupakan meskipun ia
dalam keadaan sangat sulit. Tuhan ingin menunjukkan pada iblis bahwa Ayyub
adalah utusan-Nya yang sangat sabar. Dan hendaknya iblis malu pada perbuatannya
yang ingkar.
Mula-mula Allah menguji
nabi Ayyub dengan dikikiskannya harta yang melimpah itu. Sedikit demi sedikit
harta itu habis sehingga kehidupan nabi Ayyub menjadi miskin. Orang tidak akan
mengira akan kekayaan nabi Ayyub yang bisa habis dalam waktu singkat.
Nabi Ayyub tidak pernah
mengeluh sedikitpun tentang hartanya yang telah ludes. la tetap bertaqwa
sebagaimana biasanya. Dengan ludesnya harta itu, ia memperoleh keringanan,
sebab selama ini selalu merasa berdosa jika lalai memberi santunan pada anak
yatim.
Tidak berapa lama
setelah kejadian ttu, Allah mencoba lagi dengan dimatikannya semua anak nabi
Ayyub. Sebab Iblis masih belum percaya dengan firman Allah yang menerangkan
kesabaran nabi Ayyub.
Tiap hari anaknya
menderita sakit, kemudian meninggal. Begitu seterusnya sampai semua
anak-anaknya tidak ada lagi yang hidup. Bagi orang awam mungkin hal ini
merupakan pukulan batin yang amat berat. Namun bagi nabi Ayyub hanya cobaan,
dan untuk itulah ia tidak pernah meratapi kematian anak-anaknya. Nabi Ayyub
beranggapan bahwa semua yang ada di muka bumi ini akan musnah. Begitu pula
dengan kepergian anaknya. Mereka menghadap kembali pada Allah. Alangkah
tabahnya nabi Ayyub dalam menghadapi cobaan yang tidak pernah berhenti itu. la
tetap menjalankan ibadahnya seperti biasa. la tidak pernah mengeluh sedikitpun
meskipun semua hartahya telah ludes dan anak-anaknya sudah tiada lagi.
Karena iblis belum puas
dengan godaannya itu, maka ia meminta pada Allah agar memberi cobaan berupa
penyakit yang menimpa nabi Ayyub. Penyakit itu berupa penyakit kulit seperti
kudis dan termasuk penyakit yang berbahaya. Menurut sebuah riwayat Ibnu Katsir dalam
tafsirnya ialah yang sakit adalah anggota tubuhnya, hanya akal dan pikirannya
saja yang masih waras.
Meskipun ia mendapat
cobaan yang beruntun dan tidak pernah ada habisnya nabi Ayyub tetap beribadah
kepada Allah seperti biasanya. Hal ini membuat hati Iblis semakin dengki. la
sudah mencoba dengan segala upaya untuk menggoda Ayyub agar tidak beribadah
kepada Allah. Namun usahanya selalu sia-sia.
Karena bencana yang menimpa terus menerus,
membuat semua sahabatnya tidak ada yang berani mendekatinya, bahkan mereka
menjauhinya. Mereka menganggap jika masih berdekatan dan berhubungan dengan
nabi Ayyub, maka semua usahanya akan sial. la menganggap nabi Ayyub kena tuah
dari tuhan-tuhannya.
Meskipun semua
sahabatnya tidak ada lagi yang datang menjenguknya dan bahkan ia mendengar akan
ocehan-ocehan mereka tidak membuat sakit hatinya. la bahkan semakin taqwa
kepada Allah, la yakin bahwa penyakitnya pasti terobati.Dan ia yakin bahwa
semua itu adalah cobaan dari Allah.
Karena hartanya ludes
dan ia sendiri tidak dapat mencari nafkah maka isterinya yang memegang peranan.
Pada mulanya ia bekerja di pabrik roti. Namun hal itu tidak berlangsung lama
sebab ia diberhentikan oleh majikannya. Pemberhentian ini dengan alasan takut
ketularan penyakit yang diderita nabi Ayyub.
Karena setiap mendapat
pekerjaan ia selalu diberhentikan, akhirnya untuk makan sudah tidak ada. Dengan
tulus ia memotong rambutnya yang berurai untuk dijual pada tetangganya.
Walaupun nabi Ayyub
dilanda cobaan yang begitu berat, ia selalu mendekatkan diri kepada Allah, la
masih beribadah seperti sedia kala meskipun tidak dapat berdiri lagi. la hanya
memohon kepada Allah agar diberikan kesembuhan.
Meskipun doanya belum
dikabulkan oleh Allah, nabi Ayyub tidak pernah putus asa dalam beribadah. la
malah mendekatkan dirinya dengan penuh kesungguhan hati. Semua yang dialaminya
diterima dengan sabar.
Melihat nabi Ayyub
masih beribadah dengan tidak mengurangi sedikitpun, iblis semakin marah. Semua
upaya mulai dari ludesnya harta, matinya anak-anak Ayyub dan ia sendiri yang
dicoba tidak membuahkan hasil. Hal ini semakin membuat iblis geram.
Dasar iblis, setelah
semua usahanya untuk menggagalkan ibadah nabi Ayyub kepada Allah tidak menemui
hasil, maka ia mencoba menggoda isterinya (isteri Ayyub).
la membisikkan
kata-kata agar segera meninggalkan nabi Ayyub, sebab suaminya sudah tidak dapat
mencari nafkah lagi. Semula isterinya masih mampu bertahan, namun bisikan iblis
semakin kuat akhirnya ia meninggalkan juga. Kita sudah dapat membayangkan
bagaimana penderitaan nabi Ayyub ketika itu. Sebab dirinya sudah sakit parah,
ditinggalkan pula oleh isterinya.
Namun menurut beberapa
riwayat, istrinya tidak meninggalkan nabi Ayyub. la hanya enggan disuruh
suaminya. Maka ketika nabi Ayyub mengetahui bahwa istrinya sudah enggan
kepadanya ia pun mengucapkan nadzar.
" Jika aku sembuh
nanti niscaya akan kupukul seratus kali, "kata nabi Ayyub kepada istrinya
dengan nada marah. Istri nabi Ayyub yang sudah tergoda oleh iblis tidak
menghiraukan sama sekali. la langsung pergi pergi meninggalkan nabi Ayyub.
Ketika mengetahui
istrinya tidak mau lagi melayani dan menungguinya maka ia memohon kepada Allah
agar disembuhkan.
Firman Allah dalam
surat Shood ayat 41 telah diterangkan mengenai penyakit yang diderita nabi
Ayyub : yang artinya: "Ingatlah
ketika Ayyub menyeru kepada Tuhannya : "Ya Tuhan ! Aku dapat penyakit dan
cobaan dari syetan".
Nabi Ayyub berkata
demikian karena setanlah yang meminta agar Allah mengujinya. Menguji ketaatan
beribadahnya. Syetan tidak senang jika melihat orang yang selalu taat dengan
ajaran agama.
Syetan punya pikiran
bahwa jika nabi Ayyub menderita tentu ia akan durhaka kepada Allah. Allah pun
memperlihatkan ketaatan nabi Ayyub kepada syetan.
2. Nabi Ayyub Sembuh Dari Penderitaannya
Selama bertahun-tahun nabi Ayyub menderita.
Selama itu pula ia tidak pernah durhaka kepada Allah bahkan semakin
meningkatkan ketakwaannya. Semua harta yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun
lenyap begitu saja, kemudian anaknya mati dan ia sendiri sakit. Akhirnya istri
yang setia meninggalkan pula. Sungguh lengkap penderitaan yang dialami nabi
Ayyub.
Karena syetan sudah
tidak mampu lagi menggoda nabi Ayyub ia tidak lagi mencobanya. Sebab semua
upayanya untuk menaklukkan nabi Ayyub sia-sia belaka.
Setelah ia mengucapkan
janji pada istrinya, nabi Ayyub pun berdoa agar disembuhkan dari penyakitnya.
Doa itupun dikabulkan oleh Tuhan seperti yang tertera dalam Al Qur'an surat Al
Anbiyaa' ayat 83 sampai 84 : yang artinya : "Ingatlah
kisah Ayyub AS. ketika berdoa kepada Tuhannya seraya berkata : "Ya Tuhanku
! Saya telah ditimpa kemelaratan dan Engkaulah yang lebih Pengasih dari segala
yang pengasih". (Al Anbiyaa': 83)
Sumber: http://sejarahkisahnabi.blogspot.co.id
EmoticonEmoticon