Kisah Nabi Nuh adalah ia merupakan salah satu nabi
Allah yang memiliki kesabaran di atas rata-rata. Kaum nabi Nuh selalu melakukan
tipu daya untuk menghancurkan nabi Nuh dan keluarganya, namun mereka semua
tidak berhasil. Sementara itu nabi Nuh terus bersabar. Hingga akhirnya kaum
nabi Nuh dianggap sudah berlaku keterlaluan oleh Allah. Bahkan mereka menantang
turunnya adzab Allah kepada mereka. Oleh karena itu Allah menurunkan adzab yang
tidak pernah dialami oleh manusia manapun di sepanjang jaman, yakni air yang
mencurah dari langit dan bumi.
“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan menurunkan air
yang mencurah-curah. Dan Kami jadikan bumi memancar mata air-mata air maka
bertemulah air-air itu satu urusan yang sungguh telah ditetapkan.” QS.
Al-Qamar: 11-12
Namun tidak semua kaum nabi Nuh dibinasakan. Mereka yang
merupakan pengikut setia nabi Nuh diselamatkan oleh Allah, seperti tertuang
dalam firman Allah sebagai berikut:
“Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang bersertanya
di dalam kapal yang penuh muatan.” QS. Asy-Syu’ara’: 119
Allah menyelamatkan nabi Nuh dan pengikutnya dengan cara
menyuruhnya membuat bahtera. Ketika masa adzab yang telah ditentukan akan tiba,
maka Allah mengutus malaikat Jibril untuk menemui nabi Nuh untuk mengajarkan
kepada beliau bagaimana menjadi tukang kayu dan manyampaikan perintah Allah
untuk membuat bahtera.
“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk
wahyu Kami.” Hud: 37
Nabi Nuh kebingungan, ia tidak mengetahui cara membuat
kapal. Maka Jibril menjawab bahwa ia dapat membuat kapal dengan cara memotong
papan sebanyak 124000, lalu pada tiap papan tersebut akan tertulis nama nabi.
Nabi Nuh menjawab dengan keberatan bahwa ia bisa memotong papan tapi tidak
mengetahui nama-nama nabi tersebut. Allah lalu berfirman:
“Wahai Nuh, tugas memotong papan itu adalah tugasmu,
sedangkan menyatakan nama-nama nabi itu, Akulah yang akan melakukannya.”
Lalu nabi Nuh memotong papan pertama, kelihatan nama nabi
Adam AS. Lalu papan kedua tampak nama Syaits AS. Lalu pada papan ketiga tampak
nama Idris AS. Lalu papan keempat ada tulisan namanya sendiri, yakni Nuh AS.
Demikian terus menerus setiap satu papan yang dipotong, maka muncul satu nama
nabi pada papan tersebut. Hingga akhirnya nama yang ada pada papan paling akhir
adalah Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan penghias orang-orang
suci. Setelah itu nabi Nuh menyiapkan paku-pakunya dan menyatukan
kepingan-kepingan papan tersebut lalu memakunya. Orang-orang kafir yang melihat
pekerjaan nabi Nuh mengejek dan menghinanya. Hal ini karena tidak lazim membuat
kapal di daerah tersebut cukup jauh dari laut.
“Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin
kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatlah Nuh: “Jika engkau
mengejek kami, maka sesungguhnya kami pun mengejekmu sebagaimana kamu sekalina
mengejek (kami).” QS. Hud: 38
Namun semua hinaan dan ejekan itu Allah yang membalasnya
dengan menurunkan adzab yang pedih seperti yang kami singgung diatas tulisan
ini. Semoga Allah menghindarkan kita bertindak seperti kaum nabi Nuh.
Sumber: http://ceritaislami.net
EmoticonEmoticon