-->

Selasa, 30 Agustus 2016

Kisah Nabi Nuh yang Penyabar


Kisah Nabi Nuh adalah  ia merupakan salah satu nabi Allah yang memiliki kesabaran di atas rata-rata. Kaum nabi Nuh selalu melakukan tipu daya untuk menghancurkan nabi Nuh dan keluarganya, namun mereka semua tidak berhasil. Sementara itu nabi Nuh terus bersabar. Hingga akhirnya kaum nabi Nuh dianggap sudah berlaku keterlaluan oleh Allah. Bahkan mereka menantang turunnya adzab Allah kepada mereka. Oleh karena itu Allah menurunkan adzab yang tidak pernah dialami oleh manusia manapun di sepanjang jaman, yakni air yang mencurah dari langit dan bumi.

“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan menurunkan air yang mencurah-curah. Dan Kami jadikan bumi memancar mata air-mata air maka bertemulah air-air itu satu urusan yang sungguh telah ditetapkan.” QS. Al-Qamar: 11-12

Namun tidak semua kaum nabi Nuh dibinasakan. Mereka yang merupakan pengikut setia nabi Nuh diselamatkan oleh Allah, seperti tertuang dalam firman Allah sebagai berikut:
“Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang bersertanya di dalam kapal yang penuh muatan.” QS. Asy-Syu’ara’: 119

Allah menyelamatkan nabi Nuh dan pengikutnya dengan cara menyuruhnya membuat bahtera. Ketika masa adzab yang telah ditentukan akan tiba, maka Allah mengutus malaikat Jibril untuk menemui nabi Nuh untuk mengajarkan kepada beliau bagaimana menjadi tukang kayu dan manyampaikan perintah Allah untuk membuat bahtera.

“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami.” Hud: 37

Nabi Nuh kebingungan, ia tidak mengetahui cara membuat kapal. Maka Jibril menjawab bahwa ia dapat membuat kapal dengan cara memotong papan sebanyak 124000, lalu pada tiap papan tersebut akan tertulis nama nabi. Nabi Nuh menjawab dengan keberatan bahwa ia bisa memotong papan tapi tidak mengetahui nama-nama nabi tersebut. Allah lalu berfirman:

“Wahai Nuh, tugas memotong papan itu adalah tugasmu, sedangkan menyatakan nama-nama nabi itu, Akulah yang akan melakukannya.”

Lalu nabi Nuh memotong papan pertama, kelihatan nama nabi Adam AS. Lalu papan kedua tampak nama Syaits AS. Lalu pada papan ketiga tampak nama Idris AS. Lalu papan keempat ada tulisan namanya sendiri, yakni Nuh AS. Demikian terus menerus setiap satu papan yang dipotong, maka muncul satu nama nabi pada papan tersebut. Hingga akhirnya nama yang ada pada papan paling akhir adalah Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan penghias orang-orang suci. Setelah itu nabi Nuh menyiapkan paku-pakunya dan menyatukan kepingan-kepingan papan tersebut lalu memakunya. Orang-orang kafir yang melihat pekerjaan nabi Nuh mengejek dan menghinanya. Hal ini karena tidak lazim membuat kapal di daerah tersebut cukup jauh dari laut.

“Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatlah Nuh: “Jika engkau mengejek kami, maka sesungguhnya kami pun mengejekmu sebagaimana kamu sekalina mengejek (kami).” QS. Hud: 38

Namun semua hinaan dan ejekan itu Allah yang membalasnya dengan menurunkan adzab yang pedih seperti yang kami singgung diatas tulisan ini. Semoga Allah menghindarkan kita bertindak seperti kaum nabi Nuh.

Sumber: http://ceritaislami.net


EmoticonEmoticon