HILFUL FUDHUL
Selain mengikuti peperangan, Muhammad yang masih remaja juga mengikuti sebuah
perjanjian yang amat baik. Perjanjian itu kelak dikenal dengan nama Hilful
Fudhul.
Perjanjian ini bertujuan untuk melindungi hak-hak para pedagang asing yang
sering kali terdzalimi. Pencetus perjanjian ini adalah protes seorang pedagang
asing dari Yaman.
Saat itu, Ash bin Wa'il, seorang saudagar Mekah, tidak mau membayar utang
kepada si pedagang. Pedagang itu lalu menggubah syair dan membacakannya di depan
umum.
Syair ini amat menggugah perasaan para pemuka Quraisy. Mereka khawatir apabila
dibiarkan terus, para pedagang Asing tidak mau lagi memasuki Mekah. Apalagi
Perang Fijar mengakibatkan mulai terjadinya perpecahan di pihak Quraisy.
Sepeninggal Abdul Munthalib, orang-orang Quraisy dari keluarga yang lain sudah
mulai berani mencoba menentang kekuasaan pemerintahan Quraisy. Maka dari itu,
atas usulan Zubair bin Abdul Munthalib, seorang paman Muhammad, orang-orang
Quraisy dari keluarga Hasyim, Zuhra, Taim berkumpul. Mereka bersepakat dan
berjanji atas nama Tuhan Maha Pembalas bahwa Tuhan akan berada di pihak yang
terdzalimi, sampai orang itu tertolong.
Pertemuan ini sendiri berlangsung di rumah Abdullah bin Jud'an At Taimi yang
megah. Perjanjian Hilful Fudhul ini menjamin perlindungan terhadap hak-hak
orang lemah. Muhammad ikut menyaksikan perjanjian dan amat menyukainya.
Di kemudian hari, setelah diutus menjadi seorang Rosullullah, Muhammad
bersabda: " _Aku tidak suka mengganti perjanjian yang kuhadiri di rumah
Ibn Jud'an itu dengan jenis unta yang baik. Kalau sekarang aku diajak, pasti
akan kutolak_"
Besarnya Diyat
Diyat adalah pembayaran ganti rugi.
Untuk kematian/wajah cacat total ganti ruginya sebanyak 100 ekor unta. Satu
kaki/tangan/mata jadi buta diganti dg 50 ekor unta.Jika wajah cacat total, nilai gantinya 100 unta.Luka sampai menembus otak, 33 ekor unta.Cacat kelopak mata, 25 ekor unta.Satu jari hilang/tulang retak, 15 ekor unta.Luka sampai tulang kelihatan, 10 ekor unta.Satu gigi copot, 5 ekor unta.Demikian seterusnya dalam ketetapan yang rinci.
MENGGEMBALAKAN KAMBING
Muhammad melewati masa remajanya dengan menggembalakan kambing. Beliau pernah
berkata kepada para sahabatnya,
"Musa diutus, dia menggembala kambing. Daud diutus, dia menggembala
kambing. Aku diutus juga menggembala kambing keluargaku di Ajyad."
Sambil menggembala, pikiran Muhammad menerawang,
"Siapa yang menciptakan bintang-bintang yang begitu kemilau? Siapa yang
membuat udara untuk kuhirup? Siapa yang membuat jantungku berdetak? Siapa yang
membuat matahari mengejar bulan dan bulan mengejar matahari?"
Ribuan pertanyaan seperti itu membuat Muhammad selalu sibuk berpikir. Hal itu
membuat akhlak beliau terjaga demikian baik dari perbuatan buruk yang sering
terjadi di Mekah.
Pada saat itu, orang menyembah patung di mana-mana, laki-laki dan perempuan
yang bukan suami istri sering pergi berduaan, orang-orang melakukan thawaf
tanpa busana, pesta mabuk-mabukan setiap malam, dan masih banyak keburukan
lain.
Meski demikian, pernah juga Muhammad ingin pergi ke kota untuk melihat sebuah
pesta pernikahan.
Sumber: https://kepoinrasulullah.blogspot.com/
EmoticonEmoticon