Perlindungan Allah
Abu Thalib segera melaksanakan apa yg disarankan oleh Buhaira, karena
peringatan itu memang beralasan.
Segera, setelah Abu Thalib dan Muhammad meninggalkan rumah Buhaira, datanglah 3
orang ahli kitab bernama Zurair, Daris, dan Tammam kepada Buhaira. Ketiganya
menyandang senjata di pinggang. Mereka bertanya kepada Buhaira apakah ia juga
melihat seorang anak dengan ciri-ciri seperti ini dan itu.
Buhaira tahu bahwa mereka mencari Muhammad. Rupanya, ketiga orang ini juga
telah mendengar tentang Muhammad. Buhaira memandang senjata2 yang mereka bawa
dengan perasaan ngeri.
Buhaira tahu mereka mencari Muhammad dengan maksud membunuhnya. Oleh karena
itu, Buhaira berusaha memberikan perlindungan kepada Muhammad.
Tidak henti-hentinya Buhaira menasihati ketiga tamunya akan adanya kekuasaan
Allah. Diingatkannya bahwa bagaimanapun usaha mereka, mereka tidak akan mampu
mendekati Muhammad untuk membunuhnya.
Akhirnya, ketiganya pun melihat kebenaran dalam perkataan Buhaira. Batallah
niat mereka untuk mengejar dan membunuh Muhammad, kemudian berlalulah mereka
dari hadapan Buhaira.
Allah menjaga Muhammad dari kejahatan dan kotoran-kotoran jahiliyah. Allah
membimbing Muhammad tumbuh menjadi orang yang paling ksatria, paling baik
akhlaknya, paling mulia asal-usulnya, paling baik pergaulannya, paling agung
sikap santunnya, paling murni kejujurannya, paling jauh dari keburukan dan
akhlak yang mengotori kaum lelaki sehingga semua orang menjulukinya *"Al
Amin"* karena Allah mengumpulkan sifat-sifat itu pada diri Muhammad.
*Kelak setelah menjadi Rasul,* Muhammad bercerita tentang perlindungan Allah
kepadanya sejak masa kecil dari segala bentuk kejahiliyahan. Rasulullah
bersabda,
"Pada masa kecilku, aku bersama anak-anak kecil Quraisy mengangkut batu
untuk satu permainan yang biasa dilakukan anak-anak. Semua dari kami melepas
baju untuk alas di atas pundak (sebagai ganjalan) untuk memikul batu.
"Aku maju dan mundur bersama mereka. Namun, tiba-tiba seseorang yang belum
pernah aku lihat sebelumnya menamparku dengan tamparan yang amat menyakitkan.
Ia berkata, 'Kenakan pakaianmu!' Kemudian, aku mengambil pakaianku dan
memakainya. Setelah itu, aku memikul batu di atas pundakku dengan tetap
mengenakan pakaian dan tidak seperti teman temanku."
Membantu Paman
Muhammad juga pernah menjadi gembala sewaan, untuk membantu Abu Thalib yang
hidup dalam kemiskinan
Perang Fijar
Sebagai seorang remaja yang tumbuh di lingkungan Jazirah Arab. Muhammad
juga mengalami perang. Perang itu disebut Perang Fijar.
Saat peperangan dimulai, Umur Muhammad memasuki lima belas tahun.
Perang itu sendiri disebabkan sebuah pembunuhan.
Barradz bin Qois dari Bani Kinanah membunuh Urwa Ar-Rahhal bin Utba dari Bani
Hawazin, hanya karena Barradz jengkel ketika Urwa dipilih untuk memimpin
kafilah dagang Nu'man bin Mundhir yang kaya.
Diam diam , Barradz mengikuti kafilah Urwa dari belakang dan membunuh Urwa.
Padahal ketika itu adalah bulan suci, bulan yang tidak diperkenankan bagi siapa
pun untuk menumpahkan darah.
Karena Quraisy pelindung Barradz, Bani Hawazin mengumumkan perang terhadap
Quraisy untuk membalas kematian Urwa. Perang pun pecah pada bulan suci. Selama
empat tahun berturut-turut, kedua belah pihak saling menyerang.
Dalam pertempuran itu, awalnya Muhammad bertugas memunguti anak panah lawan
yang berjatuhan dan memberikannya kepada paman-pamannya. Namun, pada
tahun-tahun berikutnya, dia juga meluncurkan panah ke arah lawan untuk
melindungi paman-pamannya.
Perang pun berakhir dengan perdamaian ala pedalaman: pihak yang menderita lebih
sedikit korban manusianya harus membayar ganti rugi kepada pihak lainnya
sejumlah selisih kelebihan korban. Dalam hal ini, pihak Quraisy yang lebih
sedikit menderita korban harus membayar kelebihan korban sebanyak dua puluh orang
Hawazin.
Barradz bin Qois
Barradz bin Qois, si penyebab Perang Fijar, adalah seorang pemabuk.
Karena merusak citra sukunya, dia diusir dan mendapat naungan suku lain. Namun
di sana, dia juga mabuk berat dan membuat onar kemudian diusir lagi.
Akhirnya, Harb bin Muawiyah, ayah Abu Sofyan, menampungnya walaupun hampir saja
Barradz bin Qois diusir lagi, karena terus berbuat onar.
Dikarenakan perlindungan Harb dari Quraisy inilah, Bani Hawazin menyerang Quraisy ketika Barradz bin Qois membunuh Urwa bin Utba.
EmoticonEmoticon