6. Patung Samiri
Setelah mereka selamat
dari pengejaran Fir'aun, maka Musa mendapat wahyu untuk kembali lagi ke Mesir.
Sebab rakyat Mesir sudah berada dalam jalan kesesatan. Nabi Musa meninggalkan mereka
karena mendapat wahyu Allah untuk menyempurnakan kerasulannya sekaligus
menerima sebuah kitab yang dapat dijadikan pegangan hidup. Kitab itu adalah
Taurat.
Namun sebelum
meninggalkan pengikutnya, ia berpesan pada Harun agar menjaga dan selalu
beribadah kepada Allah. Nabi Harun yang mendapat tugas itu menyatakan
kesediaannya. Maka Musapun meninggalkan mereka dengan hati yang tenang.
Nabi Musa berjanji akan
kembali setelah menerima kitab dan ajaran dari Allah. Nabi Musa memperkirakan
40 hari lamanya.
Namun apa yang terjadi
sepeninggal nabi Musa. Pengikutnya tidak lagi mendengarkan seruan nabi Harun.
Mereka telah menjadi murtad. Sebab mereka tidak menyembah Allah, melainkan
patung sapi dari emas.
Patung itu diberi nama
"samiri" sebab yang menciptakan adalah seorang yang bernama Samiri.
Patung itu disembah dan dipuja. Melihat hal ini nabi Harun tidak bisa tinggal
diam. la mengancam akan melaporkan pada nabi Musa jika sudah datang. Namun
ancaman itu tidak digubris sama sekali.
Pengikut nabi Musa
yakin bahwa sesembahan mereka adalah penjelmaan Allah. Sebab patung itu bisa
bersuara. Selain itu Samiri juga mengatakan bahwa patung itu adalah sesembahan
Musa juga. Sungguh hal ini tidak masuk akal.
Menurut riwayat patung
itu bisa bicara karena didalamnya telah dimasuki segumpal tanah bekas kaki
Jibril di pinggir laut, manakala menghalau kuda fir'aun yang tak mu berjalan.
Nabi Harun yang
mengetahui perbuatan itu memberi nasehat agar segera meninggalkannya. Namun
nabi Harun semakin dimusuhi mereka. Bahkan mengatakan Harun tidak mengakui
adanya penjelmaan Allah.
Perbuatan itu
berlangsung hingga nabi Musa datang. Betapa kagetnya ia begitu melihat kaumnya
telah berubah haluan. Mereka telah menyembah patung anak sapi. Dengan langkah
panjang dan perasaan marah ia mendatangi nabi Harun.
" Hai Harun, apa
yang telah menghalangi kamu ketika melihat mereka telah sesat ? "tanya
nabi Musa sambil memegang janggut nabi Harun.
" Wahai anak
saudara ibuku, sesungguhnya aku telah melarang Samiri menyembah patung itu.
Namun mereka tidak mengindahkan, kata nabi Harun menjelaskan.
Nabi Musa yang masih
diliputi perasaan marah mendatangi Samiri.
" Apakah yang
mendorong kau membuat patung sapi, hai Samiri ? "tanya nabi Musa dalam
keadaan marah.
"Aku mengetahui
sesuatu yang merasa tidak mengetahuinya. Dan aku mengetahui jejak Jibril, lalu
aku mengambilnya dan memasukkan ke dalam patung itu sehingga bisa bersuara,
"kata Samiri menjelaskan. Mendengar penuturan itu nabi Musa semakin marah.
Dengan cepat ia hendak memukul Samiri namun tidak dilakukannya.
Nabi Musa akhirnya
mengusir Samiri beserta penyembah patung lainnya. Demikianlah
sepak terjang nabi Musa dalam menegakkan agama Allah.
Dalam Al Qur'an surat
Al Baqoroh ayat 54 telah diterangkan kemarahan nabi Musa kepada Samiri.
yang artinya: "Ketika nabi Musa
berkata pada kaumnya, hai kaumku ! Sesungguhnya engkau telah berbuat aniaya
pada dirimu sendiri. Oleh karena itu kamu menjadikan anak lembu menjadi tuhan.
Maka tobatlah kamu kepada Allah yang menjadikan kamu. Dan bunuhlah dirimu !
Demikian lebih baik bagimu, pada pandangan Tuhan yang menjadikan kamu. Maka
diterimalah tobat kamu. Karena ia penerima tobat lagi penyayang".
7. Umat Nabi Musa Ingin Melihat Tuhan
Umat nabi Musa termasuk
umat yang keras kepala, sebab hatinya telah tertutup debu kekufuran yang telah
diajarkan Fir'aun. Sifat inilah yang senantiasa diwaspadai nabi Musa. Sebab itu
tidak mudah dihilangkan.
Benar saja, sebab
mereka (kaum Musa) mau bertobat sungguh-sungguh asalkan sebelumnya
diperlihatkan padanya ujud Tuhan. Sungguh permintaan orang-orang kafir.
Meskipun demikian nabi Musa menuruti permintaan itu.
Kemudian diajaklah oleh nabi Musa orang-orang
itu pada sebuah gunung. Mereka disuruh menunggu beberapa saat lagi. Mereka
mengikuti ucapan nabi Musa. Setelah itu nabi Musa berdoa pada Allah.
Tidak berapa lama
kemudian datanglah halilintar yang menyambar orang-orang itu. Karena mereka
tidak menyangka akan terjadi seperti itu akibatnya tidak ada yang sadarkan
diri. Jangankan melihat ujud Allah, sedangkan melihat halilintar saja tidak
sanggup.
Permintaan itu telah
diterangkan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 55 sampai 56. Artinya :
Ingatlah ketika Bani
Israil berkata: "Hai Musa, kami takkan percaya kepada engkau sebelum kami
melihat Allah itu secara terang-terangan (dengan mata kepala sendiri). Maka
halilintarlah yang datang menyambar kamu. Sedang kamu tidak melihatnya, hingga
mati semua. (Al Baqarah : 55)
Kemudian Kami hidupkan
kamu sesudah mati, mudah-mudahan kamu bersyukur kepada Kami. (Al Baqarah : 56)
8. Nabi Musa Berguru Pada Nabi Khidir
Kisah ini disebabkan
nabi Musa menjawab pertanyaan kaumnya dengan tidak dipikir dahulu. Waktu itu
ada seorang yang bertanya siapa diantara manusia paling pandai. Kemudian tanpa
pikir panjang nabi Musa menjawab dirinyalah yang terpandai.
Sesudah mengatakan
demikian, nabi Musa mendapat peringatan dari Allah atas jawaban itu. Allah
menunjukkan masih ada hambanya yang lebih pandai. Dialah nabi Khidir. Kemudian
Allah menunjukkan tempat tinggal nabi Khidir, maka berangkatlah nabi Musa untuk
menemuinya sekaligus berguru padanya.
Allah menunjukkan arah
tempat tinggal nabi Khidir, yakni diantara dua lautan. Untuk menentukannya maka
nabi Musa harus membawa seekor ikan. Jika ikan itu hilang maka disitulah nabi
Khidir berada. Singkat cerita ikan itu lenyap dari tempatnya di saat nabi Musa
tertidur. Setelah terbangun maka dicari tempat nabi Khidir. Tidak lama kemudian
bertemulah ia dengan nabi Khidir. Nabi Musa menjelaskan maksudnya dengan terus
terang. Sekaligus ingin memetik ilmu dari nabi Khidir. Semula nabi Khidir
menolak, namun ketika melihat kesungguhan nabi Musa akhirnya diperbolehkan
iuga.
Sebelum berangkat
meninggalkan tempat itu terlebih dahulu nabi Khidir memberi peringatan pada
nabi Musa. Isi persyaratan itu ialah agar nabi Musa menyetujuinya dan
berangkatlah mereka. Ujian pertama ialah dengan pecahnya sebuah perahu yang
ditumpangi mereka. Perahu itu pecah ketika masih berada di tengah lautan.
Sedangkan nabi Khidir yang melakukannya. Nabi Musa bertanya pada nabi Khidir
tentang perbuatan itu. Namun nabi Khidir hanya menjawab, bukankah sudah
kukatakan kepadamu bahwa kau tidak sabar mengikutiku.
Setelah mereka sampai ditepi pantai, maka nabi
Musa mendapat ujian yang kedua. Ketika mereka sampai di sebuah desa, nabi
Khidir membunuh seorang bocah. Melihat ini nabi Musa bertanya. Namun jawabannya
sama dengan jawaban pertama. Perjalananpun diteruskan hingga mereka di satu
negeri Antakia. Keduanya meminta pada orang-orang negeri itu agar diberi makan.
Namun semuanya tidak ada yang memberi.
Mereka berjalan terus
dan sampailah pada sebuah bangunan yang hampir roboh. Lagi-lagi nabi Khidir
melakukan perbuatan yang aneh. la mengajak nabi Musa untuk memperbaiki bangunan
tersebut. Setelah bangunan selesai, maka bertanyalah nabi Musa. Disinilah
mereka akhirnya berpisah. Namun sebelumnya nabi Khidir menjelaskan perbuatan
yang telah dilakukan itu. Nabi Khidir menjelaskan semuanya. Perbuatan yang
dilakukan pertama kali ialah tentang perusakan kapal.
Di negeri yang menjadi
tujuan itu hiduplah seorang raja yang tama' dan serakah. Jika kapal itu tidak
dirusak niscaya raja akan merampasnya. Yang kedua ialah tentang pembunuhan anak
kecil. Jika anak itu tidak dibunuh niscaya akan menyeret orang tuanya pada
perbuatan kemaksiatan. Sebab orang tua anak itu telah beriman. Dan yang ketiga,
aku berkenan memperbaiki bangunan itu meskipun penduduknya tidak menghiraukan
kita karena bangunan itu milik anak yatim.
Di dalam rumah itu ada
berbagai perhiasan. Jika rumahnya roboh tentu harta itu akan diambil orang
jahat, "kata nabi Khidir menjelaskan. Kemudian nabi Khidir menyuruh nabi
Musa untuk meninggalkannya. Sebab sudah menjadi kesepakatan bersama jika nabi
Musa menanyakan suatu perkara akan berpisah.
Maka berpisahlah kedua
nabi itu. Demikianlah sedikit berita tentang nabi Musa yang berguru pada nabi
khidir.
Sumber: http://sejarahkisahnabi.blogspot.co.id
EmoticonEmoticon