-->

Jumat, 02 September 2016

Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS (bag 3)

Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS (bag 3)


4. Dialog Nabi Musa Dengan Fir'aun.

Dengan berbekal mukjizat yang telah diberikan Allah dan diterima saudaranya (Harun) yang mengikuti setiap langkahnya akhirnya mereka memberanikan diri menghadap Fir'aun, Semula para prajurit hendak menangkap beliau, namun hal itu tidak sampai terjadi sebab nabi Musa dan Harun mendapat perlindungan dari Allah.

Akhirnya tibalah mereka di istana Fir'aun. Mereka mengharapkan agar Fir'aun mau menerimanya kembali dan mau mengikuti ajarannya. la mengharapkan demikian karena mereka sudah lama berpisah dan nabi Musa mengira Fir'aun telah insyaf.

Betapa murkanya Fir'aun ketika melihat kedatangan nabi Musa dan Harun ke Istana Mesir.

" Sungguh bagus sekali kau datang menyerahkan dirimu. Aku sudah lama menunggu saat-saat seperti ini, karena aku tidak lagi membuang-buang tenagaku mencarimu, "kata Fir'aun kepada kedua nabi itu dengan berdiri sambil bertolak pinggang.

" Ketahuilah wahai baginda, sesungguhnya aku datang bermaksud mengajak berdamai. Dan aku mengharapkan kalian mau mengikuiti ajaranku. Akan kutunjukkan jalan kebenaran, "kata nabi Harun yang mewakili nabi Musa.

" Apa yang baru saja kau ucapkan kepadaku, hai anak tidak tahu balas budi. Aku akan berdamai dan menuruti semua ajaranmu. Sungguh gila jika aku mengikutimu, "kata Fir'aun naik pitam.

" Apa yang kau andalkan sehingga berani berkata demikian dihadapanku, "tambahnya.

" Aku dan saudaraku adalah pesuruh Allah. Hanya Dia yang patut disembah. Aku diberi mukjizat oleh Allah, "kata nabi Musa dan nabi Harun hampir bersamaan.

" Aku adalah tuhan bagi seluruh rakyat Mesir, termasuk kalian. Tidak tahukah kau selama ini ? "tanya Fir'aun dengan congkaknya. la Sudah berani menyebut dirinya tuhan.

Betapa terkejutnya nabi Musa dan Nabi Harun mendengar ucapan Fir'aun. Mereka tidak menyangka jika Fir'aun berani menganggap dirinya demikian.

" Sungguh kau berdosa besar sebab mengakui dirimu Allah, "kata nabi Musa dengan suara datar.

" Apa yang bisa kau lakukan jika kau benar-benar Tuhan ? "tanya Harun menimpali.

" Aku bisa menyuruh tukang sihir untuk membuat sesuatu sesuai dengan kehendakku, "kata Fir'aun. Kemudian ia menyuruh nabi Musa dan nabi Harun untuk menemuinya besok di alun-alun.

Akhirnya kedua nabi itu melayani tantangan Fir'aun. Semalaman mereka tidak dapat tidur, mereka meminta pada Al­lah kemenangan dan mereka berdoa dan shalat agar Allah merestuinya.

Keesokkan harinya di alun-alun sudah penuh sesak rakyat yang hendak menonton pertandingan


antara tukang sihir Fir'aun dengan nabi Musa. Mereka ingin melihat bukti yang dibawa nabi Musa.

" Wahai Musa, kini aku akan menunjukkan padamu berdua bahwa aku bisa berbuat apa saja sesuai dengan kehendakku, "kata Fir'aun, sambil mengisyaratkan agar tukang sihir menunjukkan kebolehannya.

Setelah menyembah sebentar, para tukang sihir itu pun saling melemparkan tali porlon ke tengah alun-alun. Sungguh ajaib, dalam waktu singkat tali-tali itu berubah menjadi ular kecil yang ribuan jumlahnya. Ular-ular sihiran itu mendekati nabi Musa yang tengah berdiri di hadapan khalayak ramai.

" Bismilahirrohmanirrahim, "kata nabi Musa dalam hati. Sesudah menyebut nama Allah nabi Musa melemparkan tongkat yang dipegangnya. Tongkat itu sekonyong-konyong menjadi ular besar dan memakan ular-ular sihiran. Dalam waktu sekejab semua ular sihiran habis ditelannya.


 Melihat hal ini beberapa tukang sihir terperangah sebab selama hidupnya belum ada orang yang dapat menandingi keahliannya. Namun kali ini seorang pemuda telah menunjukkan kebolehannya bahkan keahliannya di atas mereka. Dengan serta merta tukang sihir itu mengakui kenabian Musa dan Harun. Kemudian ingin menjadi pengikutnya. Nabi Musa senang sekali mendengar penuturan tukang sihir-sihir itu.

Begitu melihat ular sihiran itu habis dan tukang sihir banyak yang mengikuti Musa membuat Fir'aun berang. Dengan demikian kesombongannya telah berakhir. Apa lagi ia sudah tidak bisa membuktikan ucapannya yang pernah dikatakan pada kedua nabi itu.

Meskipun demikian ia tidak mau mengakui kekalahannya. la berusaha untuk mempermalukan nabi Musa di hadapan rakyatnya. Dengan mata melotot ia rnemanggil kedua nabi itu.

" Meskipun kau menang dalam pertandingan ini jangan harap aku akan tunduk pada kalian. Kaulah yang harus tunduk kepadaku, sebab aku adalah tuhan yang harus kau sembah ! "kata Fir'aun kepada nabi Musa dan nabi Harun. la tidak mau mengikuti ajaran nabi Musa. Bahkan ia masih menganggap dirinya tuhan yang harus disembah.

" Jika kau benar-benar tuhan, maka tunjukkanlah kekuasaanmu ! "kata nabi Musa. Beliau sangat geram sebab Fir'aun tidak mau mengakui kenabiannya.

" Baiklah. Wahai rakyatku apakah kau membenarkan ocehan Musa. Jika tidak, maka bersujudlah kepadaku, "teriak Fir'aun memperingatkan rakyatnya. Rakyat yang takut terhadap kekejaman Fir'aun segera bersujud.

" Apalagi yang kau inginkan dengan kekuasaanku ? "tanya Fir'aun setelah semua rakyatnya bersujud kepadanya.

" Jika kau benar-benar tuhan, aku ingin kau menerbitkan matahari dari barat dan tenggelam di sebelah timur, "kata nabi Musa. Fir'aun hanya tertegun mendengar permintaan nabi Musa. Mana mungkin dapat memenuhi permintaan itu, pikirannya dalam hati.

Rakyat yang mendengar permintaan nabi Musa pun ikut berpikir. Sungguh mereka tidak menduga jika nabi Musa dapat memenangkan perdebatan itu dengan rnudah. Mereka menyadari bahwa selama ini mata hatinya tertutup debu dosa. Memikir sampai di situ akhirnya rakyat yang mengikuti ajaran Musa dan membenarkan kenabiannya semakin banyak. Tentu saja hal ini membuat Fir'aun marah. Dengan perasaan malu, berteriak memberi peringatan pada rakyat siapa saja yang tunduk pada nabi Musa.

Namun teriakan itu hanya disambut dengan teriakan-teriakan yang mengejek dirinya sendiri. Sedikit demi sedikit rakyatpun meninggalkan alun-alun. Fir'aun hanya dapat memandang mereka tanpa bisa berbuat apa-apa. la tertegun sampai rakyat yang tadinya memadati alun-alun keluar semuanya.

"Wahai pengawal, ayo kita kejar Musa dan orang-orang bodoh itu, "teriak Fir'aun begitu tersadar. Dengan serta merta mereka mengejar Musa dan pengikutnya.

Namun Musa bersama pengikutnya sudah jauh meninggalkan alun-alun. Meskipun demikian pasukan Fir'aun tidak putus asa. Mereka yakin akan dapat mengejar nabi Musa. Sebab mereka berkuda sedangkan Musa hanya berjalan kaki.

Keyakinan itu menjadi kenyataan sebab tidak berapa lama setelah pengejaran dilakukan tampaklah kelompok nabi Musa di depan mereka. Raja Fir'aun sangat senang melihat hal ini. Dalam hatinya berjanji akan membunuh Musa jika tidak menyembah dan tunduk padanya.

5. Azab Allah Pada Bala tentara Fir'aun


 Ketika mereka mengetahui dan melihat pengikut nabi Musa, maka semakin dipacu kuda-kudanya. Dengan perasaan bangga Fir'aun mengajak pasukannya agar cepat menyusul nabi Musa dan pengikutnya. Sementara itu pengikut nabi Musa merasa cemas sebab dari kejauhan sudah tampak pasukan kerajaan mengejar dibelakangnya

Semakin lama bala tentara Fir'aun semakin dekat. Kegelisahan pangikut nabi Musa semakin memuncak sebab di depan mereka terbentang laut Merah yang menghalang.

" Wahai Musa, kemana lagi kita akan menghindar. Lihatlah pasukan Fir'aun dibelakang kita dan laut Merah membentang di hadapan, "teriak pengikut meminta pertimbangan nabi Musa.

"Tenanglah saudaraku, yakinlah bahwa Allah akan membantu kita, "kata nabi Musa berusaha menghibur. Setelah mereka berada di tepi pantai, maka nabi Musa memukulkan tongkalnya ke air laut itu.

Dengan kekuasaan Allah, maka laut itu menjadi daratan. Dan airnya terbelah sehingga dibagian kiri dan kanan jalan itu menyerupai dinding air. Dengan penuh keyakinan pengikut nabi Musa melangkah dan melewatinya. Mereka berlari sambil mengucapkan pujian kepada Allah. Sehingga mereka tiba di seberang lautan dengan selamat.

Lain halnya dengan pasukan Fir'aun. Mereka tidak menghiraukan pada jalan "ajaib" itu. Mereka hanya memikirkan menangkap nabi Musa dan pengikutnya, sehingga tetap mengejarnya.

Begitu nabi Musa dan pengikutnya berada di seberang sedangkan pasukan Fir'aun masih ditengah perjalanan (ditengah laut), nabi Musa memukulkan tongkatnya kembali, Sungguh luar biasa, sebab dalam waktu singkat daratan itu kembali menjadi lautan. Dengan demikian Fir'aun dan pasukannya tenggelam di tengah lautan.


Menurut sebuah riwayat kuda Fir'aun sebenarnya tidak mau menjejakkan kakinya pada jalan "ajaib" itu. Namun Allah mengutus malaikat untuk mengendarai kuda betina sehingga ikutlah kuda Fir'aun. 

Sumber: http://sejarahkisahnabi.blogspot.co.id


EmoticonEmoticon