4. Dialog Nabi Musa Dengan Fir'aun.
Dengan berbekal mukjizat yang
telah diberikan Allah dan diterima saudaranya (Harun) yang mengikuti setiap
langkahnya akhirnya mereka memberanikan diri menghadap Fir'aun, Semula para
prajurit hendak menangkap beliau, namun hal itu tidak sampai terjadi sebab nabi
Musa dan Harun mendapat perlindungan dari Allah.
Akhirnya tibalah mereka di istana
Fir'aun. Mereka mengharapkan agar Fir'aun mau menerimanya kembali dan mau
mengikuti ajarannya. la mengharapkan demikian karena mereka sudah lama berpisah
dan nabi Musa mengira Fir'aun telah insyaf.
Betapa murkanya Fir'aun ketika
melihat kedatangan nabi Musa dan Harun ke Istana Mesir.
" Sungguh bagus sekali kau
datang menyerahkan dirimu. Aku sudah lama menunggu saat-saat seperti ini,
karena aku tidak lagi membuang-buang tenagaku mencarimu, "kata Fir'aun
kepada kedua nabi itu dengan berdiri sambil bertolak pinggang.
" Ketahuilah wahai baginda,
sesungguhnya aku datang bermaksud mengajak berdamai. Dan aku mengharapkan
kalian mau mengikuiti ajaranku. Akan kutunjukkan jalan kebenaran, "kata
nabi Harun yang mewakili nabi Musa.
" Apa yang baru saja kau
ucapkan kepadaku, hai anak tidak tahu balas budi. Aku akan berdamai dan
menuruti semua ajaranmu. Sungguh gila jika aku mengikutimu, "kata Fir'aun
naik pitam.
" Apa yang kau andalkan
sehingga berani berkata demikian dihadapanku, "tambahnya.
" Aku dan saudaraku adalah
pesuruh Allah. Hanya Dia yang patut disembah. Aku diberi mukjizat oleh Allah,
"kata nabi Musa dan nabi Harun hampir bersamaan.
" Aku adalah tuhan bagi
seluruh rakyat Mesir, termasuk kalian. Tidak tahukah kau selama ini ?
"tanya Fir'aun dengan congkaknya. la Sudah berani menyebut dirinya tuhan.
Betapa terkejutnya nabi Musa dan
Nabi Harun mendengar ucapan Fir'aun. Mereka tidak menyangka jika Fir'aun berani
menganggap dirinya demikian.
" Sungguh kau berdosa besar
sebab mengakui dirimu Allah, "kata nabi Musa dengan suara datar.
" Apa yang bisa kau lakukan
jika kau benar-benar Tuhan ? "tanya Harun menimpali.
" Aku bisa menyuruh tukang
sihir untuk membuat sesuatu sesuai dengan kehendakku, "kata Fir'aun.
Kemudian ia menyuruh nabi Musa dan nabi Harun untuk menemuinya besok di
alun-alun.
Akhirnya kedua nabi itu melayani
tantangan Fir'aun. Semalaman mereka tidak dapat tidur, mereka meminta pada
Allah kemenangan dan mereka berdoa dan shalat agar Allah merestuinya.
Keesokkan harinya di alun-alun
sudah penuh sesak rakyat yang hendak menonton pertandingan
antara tukang sihir Fir'aun
dengan nabi Musa. Mereka ingin melihat bukti yang dibawa nabi Musa.
" Wahai Musa, kini aku akan
menunjukkan padamu berdua bahwa aku bisa berbuat apa saja sesuai dengan
kehendakku, "kata Fir'aun, sambil mengisyaratkan agar tukang sihir
menunjukkan kebolehannya.
Setelah menyembah sebentar, para
tukang sihir itu pun saling melemparkan tali porlon ke tengah alun-alun.
Sungguh ajaib, dalam waktu singkat tali-tali itu berubah menjadi ular kecil
yang ribuan jumlahnya. Ular-ular sihiran itu mendekati nabi Musa yang tengah
berdiri di hadapan khalayak ramai.
" Bismilahirrohmanirrahim,
"kata nabi Musa dalam hati. Sesudah menyebut nama Allah nabi Musa
melemparkan tongkat yang dipegangnya. Tongkat itu sekonyong-konyong menjadi
ular besar dan memakan ular-ular sihiran. Dalam waktu sekejab semua ular sihiran
habis ditelannya.
Melihat hal ini beberapa tukang sihir
terperangah sebab selama hidupnya belum ada orang yang dapat menandingi
keahliannya. Namun kali ini seorang pemuda telah menunjukkan kebolehannya
bahkan keahliannya di atas mereka. Dengan serta merta tukang sihir itu mengakui
kenabian Musa dan Harun. Kemudian ingin menjadi pengikutnya. Nabi Musa senang
sekali mendengar penuturan tukang sihir-sihir itu.
Begitu melihat ular sihiran itu
habis dan tukang sihir banyak yang mengikuti Musa membuat Fir'aun berang.
Dengan demikian kesombongannya telah berakhir. Apa lagi ia sudah tidak bisa
membuktikan ucapannya yang pernah dikatakan pada kedua nabi itu.
Meskipun demikian ia tidak mau
mengakui kekalahannya. la berusaha untuk mempermalukan nabi Musa di hadapan
rakyatnya. Dengan mata melotot ia rnemanggil kedua nabi itu.
" Meskipun kau menang dalam
pertandingan ini jangan harap aku akan tunduk pada kalian. Kaulah yang harus
tunduk kepadaku, sebab aku adalah tuhan yang harus kau sembah ! "kata
Fir'aun kepada nabi Musa dan nabi Harun. la tidak mau mengikuti ajaran nabi
Musa. Bahkan ia masih menganggap dirinya tuhan yang harus disembah.
" Jika kau benar-benar
tuhan, maka tunjukkanlah kekuasaanmu ! "kata nabi Musa. Beliau sangat
geram sebab Fir'aun tidak mau mengakui kenabiannya.
" Baiklah. Wahai rakyatku
apakah kau membenarkan ocehan Musa. Jika tidak, maka bersujudlah kepadaku,
"teriak Fir'aun memperingatkan rakyatnya. Rakyat yang takut terhadap
kekejaman Fir'aun segera bersujud.
" Apalagi yang kau inginkan
dengan kekuasaanku ? "tanya Fir'aun setelah semua rakyatnya bersujud
kepadanya.
" Jika kau benar-benar
tuhan, aku ingin kau menerbitkan matahari dari barat dan tenggelam di sebelah
timur, "kata nabi Musa. Fir'aun hanya tertegun mendengar permintaan nabi
Musa. Mana mungkin dapat memenuhi permintaan itu, pikirannya dalam hati.
Rakyat yang mendengar permintaan
nabi Musa pun ikut berpikir. Sungguh mereka tidak menduga jika nabi Musa dapat
memenangkan perdebatan itu dengan rnudah. Mereka menyadari bahwa selama ini
mata hatinya tertutup debu dosa. Memikir sampai di situ akhirnya rakyat yang
mengikuti ajaran Musa dan membenarkan kenabiannya semakin banyak. Tentu saja
hal ini membuat Fir'aun marah. Dengan perasaan malu, berteriak memberi
peringatan pada rakyat siapa saja yang tunduk pada nabi Musa.
Namun teriakan itu hanya disambut
dengan teriakan-teriakan yang mengejek dirinya sendiri. Sedikit demi sedikit rakyatpun
meninggalkan alun-alun. Fir'aun hanya dapat memandang mereka tanpa bisa berbuat
apa-apa. la tertegun sampai rakyat yang tadinya memadati alun-alun keluar
semuanya.
"Wahai pengawal, ayo kita
kejar Musa dan orang-orang bodoh itu, "teriak Fir'aun begitu tersadar.
Dengan serta merta mereka mengejar Musa dan pengikutnya.
Namun Musa bersama pengikutnya
sudah jauh meninggalkan alun-alun. Meskipun demikian pasukan Fir'aun tidak
putus asa. Mereka yakin akan dapat mengejar nabi Musa. Sebab mereka berkuda
sedangkan Musa hanya berjalan kaki.
Keyakinan itu menjadi kenyataan
sebab tidak berapa lama setelah pengejaran dilakukan tampaklah kelompok nabi
Musa di depan mereka. Raja Fir'aun sangat senang melihat hal ini. Dalam hatinya
berjanji akan membunuh Musa jika tidak menyembah dan tunduk padanya.
5. Azab Allah Pada Bala tentara Fir'aun
Ketika mereka mengetahui dan melihat pengikut
nabi Musa, maka semakin dipacu kuda-kudanya. Dengan perasaan bangga Fir'aun
mengajak pasukannya agar cepat menyusul nabi Musa dan pengikutnya. Sementara
itu pengikut nabi Musa merasa cemas sebab dari kejauhan sudah tampak pasukan
kerajaan mengejar dibelakangnya
Semakin lama bala tentara Fir'aun
semakin dekat. Kegelisahan pangikut nabi Musa semakin memuncak sebab di depan
mereka terbentang laut Merah yang menghalang.
" Wahai Musa, kemana lagi
kita akan menghindar. Lihatlah pasukan Fir'aun dibelakang kita dan laut Merah
membentang di hadapan, "teriak pengikut meminta pertimbangan nabi Musa.
"Tenanglah saudaraku,
yakinlah bahwa Allah akan membantu kita, "kata nabi Musa berusaha
menghibur. Setelah mereka berada di tepi pantai, maka nabi Musa memukulkan
tongkalnya ke air laut itu.
Dengan kekuasaan Allah, maka laut
itu menjadi daratan. Dan airnya terbelah sehingga dibagian kiri dan kanan jalan
itu menyerupai dinding air. Dengan penuh keyakinan pengikut nabi Musa melangkah
dan melewatinya. Mereka berlari sambil mengucapkan pujian kepada Allah.
Sehingga mereka tiba di seberang lautan dengan selamat.
Lain halnya dengan pasukan
Fir'aun. Mereka tidak menghiraukan pada jalan "ajaib" itu. Mereka
hanya memikirkan menangkap nabi Musa dan pengikutnya, sehingga tetap
mengejarnya.
Begitu nabi Musa dan pengikutnya
berada di seberang sedangkan pasukan Fir'aun masih ditengah perjalanan
(ditengah laut), nabi Musa memukulkan tongkatnya kembali, Sungguh luar biasa,
sebab dalam waktu singkat daratan itu kembali menjadi lautan. Dengan demikian
Fir'aun dan pasukannya tenggelam di tengah lautan.
Menurut sebuah riwayat kuda
Fir'aun sebenarnya tidak mau menjejakkan kakinya pada jalan "ajaib"
itu. Namun Allah mengutus malaikat untuk mengendarai kuda betina sehingga
ikutlah kuda Fir'aun.
Sumber: http://sejarahkisahnabi.blogspot.co.id
EmoticonEmoticon