gb. educastudio |
Nabi Dawud merupakan
keturunan nabi Ibrahim yang kedua belas dari istrinya Siti Sarah. Dengan
demikian ia masih keturunan nabi Ishaq. Beliau memegang tampuk pemerintahan
sesudah raja Thalut wafat.
Nabi Dawud diutus Allah
untuk membenahi akhlak kaum nabi Musa. Sebab sepeninggal nabi Musa dan Harun,
para pengikutnya melupakan semua ajarannya. Sepeninggal kedua nabi itu kaum
bani Israil dipimpin oleh Yusa’ bin Nun sampai akhir hayatnya.
Kemudian bani Israil
dipimpin seorang nabi Yaitu "Samuel". Allah mengutusnya
ditengah-tengah akhlak umat yang sudah porak poranda. Kaum bani Israil menyuruh
Samuel untuk memintakan seorang raja yang dapat dijadikan perlindungan. Sebab
mereka telah ditindas oleh seorang raja yang dholim.
" Sesungguhnya
Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu, "kata Samuel menerangkan.
Mendengar perkataan itu, seluruh Bani Israil mencemooh Thalut sebab ia orang
miskin. Namun Samuel menjelaskan tentang diri Thalut sebenarnya. Barulah Bani
Israil mengakui pemilihan itu.
Setelah diangkat
menjadi raja, Thalut mengumpulkan bala tentara dan diajarkan bagaimana cara
berperang dengan musuh. Setelah semua prajurit tahu cara-caranya, barulah
mereka berangkat perang melawan pasukan Thalut. Thalut adalah raja yang
menindas bani Israil
Di tengah perjalanan
raja Thalut berpesan pada prajuritnya agar tidak meminum air sungai yang hendak
dilaluinya. Karena merupakan ujian dari Allah.
" Aku ingatkan
pada kalian jangan ada yang meminum air sungai yang hendak dilalui. Barang
siapa yang minum berarti bukan golonganku. Kemudian mereka melanjutkan
perjalanannya. Sebagian dari prajuritnya meminum air sungai. Sedangkan sebagian
menuruti perintah rajanya.
Bagi yang meminum air
tersebut merasakan sesuatu pada dirinya. Mereka merasakan keraguan untuk
menghadapi musuhnya. Sedangkan yang tidak minum meneruskan perjalanannya.
" Aku tidak tahan
menghadapi Thalut dan pasukannya. Sebab pasukannya terlalu banyak dan kuat,
"kata orang-orang yang telah meminum air sungai itu. Namun sebagian lagi
memastikan kemenangan sebab Allah akan membantunya.
Untuk itulah mereka
yang telah meminum air sungai ditinggalkan dan yang lainnya tetap meneruskan
perjalanannya. Ketika mereka telah berhadap-hadapan dengan pasukan Thalut maka
raja Thalut berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami.
Dan kokohkanlah pendirian kami, tolonglah kami terhadap orang kafir".
Dengan selesainya doa itu, maka menyerbulah
pasukan Thalut. Meskipun pasukan Thalut lebih banyak dan lebih kuat, namun
tidak dapat mengalahkan pasukan Thalut. Sebab pasukan Thalut telah dibantu
Allah. Dalam pertempuran itu raja Thalut menemui kematiannya. Dengan demikian
kekuasaannya kini dijadikan satu oleh Thalut.
Demikianlah kisah
perjuangan raja Thalut sebelum Dawud menjadi raja, la berusaha mengembalikan
kejayaan yang pernah dicapai nabi Musa.
1. Pengangkatan Dawud Menjadi Nabi dan Rasul
Ketika peperangan
melawan Thalut, maka Dawudpun ikut di dalamnya. Dan Dawudlah yang telah
membunuh raja itu dengan ketapel. Kemudian dia diangkat menjadi nabi oleh Allah
dengan sebuah kitab yaitu Zabur. Selain itu ia juga diberi mukjizat seperti: memiliki
suara merdu dan dapat merubah besi menjadi baju tanpa ditempa.
Karena suaranya yang
begitu merdu bukan manusia saja yang mengaguminya, namun jin, angin dan
binatang serta tumbuhan ikut mengagumi pula. Dan karena ia memiliki tangan yang
kuat sehingga mampu menciptakan baju besi tanpa ditempa.
Nabi Dawud juga
disegani kaumnya sebab semua perkara yang serumit apapun pasti dapat
diputuskan. Dan semuanya menjadi lega atas putusan nabi Dawud.
Dalam hal ini Allah
telah mengabadikannya dalam Al Qur'an surat
Al Anbiyaa' ayat 78 yang artinya: “Dan ingatlah kisah Dawud dan Sulaiman,
di waktu keduanya memutuskan tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh
kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang
diberikan oleh mereka itu”. (Al Anbiyaa' 78)
2. Nabi Dawud Mendirikan Baitul Maqdis Bersama Putranya
Setelah pengangkatannya
menjadi nabi, tidak lama kemudian di negerinya terserang wabah penyakit
kholera. Karena keganasannya menyebabkan kematian yang tidak sedikit jumlahnya.
Di saat itu pula nabi Dawud dan putranya mendirikan masjid, untuk mempercepat
pekerjaannya haruslah dibantu kaumnya. Dan saat itu pula nabi Dawud berdoa agar
wabah kholera dihilangkan dari negerinya.
Berangsur-angsur wabah
itu lenyap sehingga rakyat tidak ada lagi yang menderita. Di tempatnya
mengucapkan doa itulah akhirnya nabi Dawud clan nabi Sulaiman (anaknya)
mendirikan masjid.
Sumber:http://sejarahkisahnabi.blogspot.co.id
EmoticonEmoticon