Walaupun Baginda Nabi
Sualiman as hebat dan pintar, namun Beliau juga pernah digoda oleh setan atau
Iblis.
Dikisahkan oleh Wahab
bin Munabbib.
Nabi Sulaiman as ini
selalu mengenakan cincin di jarinya dan tidak pernah dilepas baik pada siang
ataupun malam, kecuali kalau beliau akan masuk ke kamar kecil barulah cincin
itu dilepasnya.
Berikut Kisahnya
Pada suatu hari nabi
Sulaiman as akan pergi ke kamar kecil, maka cincin tersebut dititipkan kepada
bawahan yang dipercayainya. Di atas cincin itu tertulis nama Allah SWT. Ketika
Nabi Sulaiman as berada di kamar kecil itulah setan datang dan mendekati
bawahannya yang membawa cincin. Rupa dan bentuk setan itu sama persis dengan
Nabi Sulaiman as. Sang ajudan pun tidak ragu sedikitpun, lalu diserahkannya
cincin itu kepada setan yang menjelma menjadi Nabi Sulaiman as tersebut.
Setelah itu, setan itu
memakai cincin itu di jari manisnya.
Setan kemudian menghadap
para hulu balang dan duduk dengan tenangnya di atas singgasana kerajaan Nabi
Sulaiman as. Saat itu pula maka datanglah semua anggota kerajaan baik yang dari
golongan jin maupun manusia, para burung dan binatang lainnya. Mereka semua
mengira bahwa yang duduk di singgasana itu adalah Nabi Sulaiman as yang asli.
Ketika Nabi Sulaiman as
keluar dari kamar kecil, ia meminta cincin dari anak buahnya tadi, dan betapa
kagetnya si anak buah karena cincin tadi telah diberikan kepada Sang Raja. Si
anak buah dengan wajah agak heran, lalu bertanya kepada Sang Raja,
"Wahai Sang Raja,
siapakah Anda ini?"
"Aku adalah Rajamu
wahai pengawalku."
"Ampun paduka,
bukankah Tuanku tadi telah meminta cincin tersebut lalu segera pergi keluar dan
duduk di singgasana kerajaan..?"
Ditolak Penduduk Sekitar
Namanya juga NABI...
Benar saja, Nabi
Sulaiman as telah mengetahui bahwa sesungguhnya setanlah yang telah menipu para
pengawalnya.
Nabi Sulaiman as
akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan istana menuju tempat yang sepi,
yaitu di hutan. Dalam perjalanannya yang jauh itu, kadang-kadang beliau
terpaksa meminta makanan kepada penduduk sekitar.
Orang-orang kampung
bertanya,
"Wahai Saudara,
siapakah Anda ini?"
"Aku adalah
Sulaiman bin Dawud," jawab Nabi Sulaiman as.
"Kami tidak
percaya. Kalau engkau adalah Sulaiman bin Dawud, pastilah engkau memakai cincin
yang bertuliskan Allah SWT," sergah salah seorang penduduk.
Orang-orang penduduk
sekitar tidak percaya sama sekali dengan pernyataan Nabi Sulaiman as.
Akhirnya Nabi Sulaiman
melanjutkan perjalanan lagi, mengembara selama 40 hari 40 malam dengan
menanggung rasa lapar yang amat sangat dan pakaian yang compang-camping, lagi
kepalanya terbuka. Beliau datang ke pesisir pantai dan berteman dengan para
nelayan yang mencari ikan di laut.
Dibantu Anak Buahnya
yang Alim
Pada suatu hari, Ashif
bin Barkhaya (seseorang yang diberi ilmu oleh Allah SWT, yang juga anak buah
Nabi Sulaiman) berkata kepada kaum Bani Israil, bahwa cincin Nabi Sulaiman as
telah diambil alih oleh setan, lalu Nabi Sulaiman as pergi. Ketika setan sedang
sedang duduk di singgasana kerajaan, Ashif menolak dengan tegas bahwa dia
bukanlah Nabi Sulaiman as. Maka setan itu pun akhirnya lari dan membuang cincin
itu ke tengah laut dan dimakan ikan.
Dari situlah Allah SWT
mengarahkan Nabi-Nya ke tempat para nelayan dengan tujuan agar Nabi Sulaiman as
memburu ikan yang menelan cincinnya itu. Atas perintah Allah SWT, ikan itu
merapat ke pinggir dan berhasil ditangkat oleh Nabi Sulaiman as. Setelah itu,
perut ikan itu dibedah dan ditemukan sebuah cincin yang beliau cari.
Setelah cincin diambil
dan dipakai, Nabi Sulaiman as langsung sujud syukur kepada Allah SWT.
Nabi Sulaiman as
akhirnya dapat memimpin kerajaannya kembali seperti sedia kala.
Allah SWT berfirman,
وَلَقَدْ فَتَنَّا
سُلَيْمَانَ وَأَلْقَيْنَا عَلَى كُرْسِيِّهِ جَسَدًا
ثُمَّ أَنَابَ
Artinya:
"Dan Sesungguhnya
Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya
sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat."
(QS. As-Shaad: 34).
Sumber:
EmoticonEmoticon