-->

Sabtu, 03 September 2016

Kisah Perjalanan Musa Meninggal Mesir

Pada suatu hari Musa berjalan-jalan di kota, ia melihat orang Qibti dan orang Israil sedang berkelahi. Karena keadaan tak seimbang Musa membela orang Israil itu. Orang Qibti tidak mau diajak damai. Musa menjadi marah, lalu orang itu langsung dipukulnya.

Ada seorang saksi yang melihat kejadiannya itu, Musa dilaporkan kepada Fir”aun. Setelah Fir”aun tahu bahwa Musa membela orang Israil ia segera memerintahkan orang untuk menangkap Musa. Musa melarikan diri, tujuannya ke negeri Madyan, ia menyesal telah membunuh orang sehingga ia bertaubat dan memohon ampun kepada Allah swt. Allah swt mengabulkan do”a nya dan ia diampuni.
Perjalan Musa dari Mesir ke Madyan harus ditempuh jalan kaki selama delapan hari, karena kelelahan dan merasa lapar, Musa beristirahat di bawah pepohonan.

Kisah Perjalanan Musa Meninggal Mesir


Tak jauh dari tempatnya beristirahat ia melihat dua orang wanita cantik sedang berebut untuk mendapatkan air di sumur guna memberi minum ternak yang mereka gembalakan. Gadis-gadis cantik itu berebutan dengan sekelompok pria kasar yang mau  menang sendiri. Musa segera bergerak menolong dua gadis itu, laki-laki kasar tadi mencoba melawan Musa, tapi Musa dapat mengalahkan sekelompok pria kasar itu.
Pernikahan Nabi Musa

Kedua orang gadis itu melaporkan apa yang telah dialaminya kepada ayah mereka di rumah. Ayah mereka yaitu nabi Syu”aib memerintahkan kepada  anak gadisnya untuk mengundang Musa ke rumah mereka.
Musa memenuhi undangan itu, keluarga itu senang melihat kedatangan Musa, sikapnya sopan dan tampak sekali jika ia seorang pemuda berpendidikan dari kalangan bangsawan. Musa kemudian menceritakan peristiwa yang membuatnya yang terusir dari negeri Mesir. Nabi Syu”aib kemudian menyarankan agar Musa tinggal di rumahnya supaya terhindar dari orang-orang Fir”aun.

Atas saran anaknya nabi Syu”aib kemudian bermaksud mengawinkan Musa dengan salah seorang putrinya. Musa diminta bekerja untuk menggembalakan ternak-ternak nabi Syu”aib selama delapan tahun. Itu adalah syarat atau mas kawin. Musa setuju malah ia menggenapkannya menjadi sepuluh tahun untuk menggembalakan ternak nabi Syu”aib.

Musa menjalani masa perjanjiannya dengan nabi Syu”aib dengan sabar. Selama itu nampaklah bagi keluarga Syu”aib bahwa Musa adalah pemuda kuat, perkasa, jujur dan dapat dipercaya, tak jika nabi Syu”aib menikahkan anaknya untuk menjadi menantu.


Musa sangat bahagia bersama isterinya.Nabi Syu”aib juga merasa lega karena anaknya mendapat pelindung yang dapat dipercaya. Setelah bertahun-tahun hidup dinegeri Madyan dengan isterinya, pada suatu hari Musa ingin kembali ke Mesir.

Sumber: http://dunia-nabi.blogspot.co.id/


EmoticonEmoticon