gb.Educastudio |
Nabi Ibrahim
bertanya-tanya dalam hati, apa yang sedang dilakukan orang-orang itu. Jika
mendapat kesusahan selalu menyembah berhala, begitu pula jika mendapat
kesenangan.
Hal ini membuatnya
semalarn suntuk tidak bisa tidur. la memikirkan kejadian-kejadian yang
dilihatnya. Di rumahnya juga terlihat ayahnya membuat patung batu yang
dibuatnya. Namun nabi Ibrahim tidak pernah mengikuti tingkah laku ayahnya.
Suatu hari dia melihat
ayahnya menyembah berhala, maka nabi Ibrahim pula bertanya.
" Wahai ayah,
mengapa engkau melakukan hal seperti itu di depan patung batu tersebut
?,"tanya nabi Ibrahim merasa heran. la menanyakan hal ini sebab rasa
penasaran yang ada dibenaknya sudah tidak mampu dibendung lagi. Pertanyaan itu
membuat ayahnya terkejut, sebab lelaki itu mengira nabi Ibrahim mengikuti semua
tingkah lakunya.
" Mengapa kau
tanyakan hal ini anakku, bukankah kau telah mengikuti aku ?," kata ayah
Ibrahim agak terkejut. Meski melihat anaknya kecewa dengan mimik mukanya yang
agak kaget.
" Aku tidak
mengikuti tingkah lakumu di depan berhala itu. Aku hanya melihat dibelakangmu
saja, " jawab nabi Ibrahim dengan muka yang agak ketakutan.
" Aku sedang
meminta keselamatan dirimu dari kekejaman raja, anakku !, "kata ayahnya
menerangkan maksudnya menyembah berhala. Nabi Ibrahim yang sudah beriman kepada
Allah hanya diam saja. la ingin membantah jawaban ayahnya namun khawatir
tersinggung. Sehingga maksudnya itu dipendam saja dalam hati.
Setelah mengetahui
kejadian siang itu, nabi Ibrahim tidak dapat memejamkan matanya sekalipun. la
selalu memikirkan perbuatan ayahnya yang telah menyimpang dari ajaran
kebenaran. Mengapa patung yang bisu dan tuli itu dimintai tolong, pikirnya.
Namun pertanyaan itu ditepisnya jauh-jauh agar tidak mengganggu pikirannya.
Meskipun demikian ia tidak dapat membuang bayangan peristiwa tadi siang. Ada
perasaan yang menggelikan dan mengganjal dalam hati. Meskipun ia telah tahu
tingkah laku ayahnya, nabi Ibrahim tidak pernah mengikutinya. Sebab sudah
diberi sinar keimanan dari Allah.
7. Seruan Ibrahim Kepada Ayahnya
Karena nabi Ibrahim
merupakah pilihan Allah, maka tidak heran jika ia enggan mengikuti ajakan
ayahnya. Sebab hal ini bertentangan dengan hati hari nuraninya. Setiap ayahnya
mengajak pemujaan bersama di depan patung, nabi Ibrahim menolaknya dengan
alasan-alasan yang masuk akal.
Suatu ketika ayahnya
mengajak pemujaan besama dengan alasan untuk keluarga. Namun nabi Ibrahim
selalu menolaknya sehingga ayahnya bertanya.
" Wahai anakku,
mengapa engkau tidak mau mengikuti perintahku untuk pemujaan bersama ?,
"kata ayahnya yang sudah kesal dengan sikap nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim menjawab
dengan alasan yang sangat mengejutkan kedua orang tuanya. "Aku tidak mau
menyembah
pada patung batu yang
ayah buat. Sebab patung itu tidak dapat mendatangkan keselamatan, "jawab
Ibrahim dengan penuh keyakinan. Mendengar jawaban yang meluncur dari mulut
anaknya, sang ayahnya tersentak kaget. Sebab ia tidak. menyangka akan mendapat
jawaban seperti itu.
Lalu berkatalah
ayahnya, "Wahai Ibrahim, mengapa kau berkata demikian, janganlah kau
ulangi lagi. Sebab aku takut kau mendapat murkanya !, "kata ayahnya yang
kemudian menyembah patung kembali karena takut mendapat kutukan berhala.
Setelah kejadian itu,
ayahnya tidak mau lagi mengajak nabi Ibrahim untuk pemujaan bersama. la tidak
mau perduli lagi dengan anaknya, sebab semua ajakannya tidak diperhatikan sama
sekali. Meskipun demikian ia tidak sampai hati juga. Nabi Ibrahim tetap tinggal
di rumah orang tuanya meskipun tidak mau diajak memuja patung batu itu.
Suatu hari nabi Ibrahim
memberanikan diri untuk mengajak pada jalan kebenaran. Sebab ia tahu bahwa
jalan yang telah ditunjukkan Allah adalah rnenuju ke syurga.
" Wahai ayah,
mengapa engkau menyembah benda mati yang tidak dapat mendengar, buta dan bisu
itu !, "kata nabi Ibrahim mulai mempengaruhi ayahnya. Perkataan ini sudah
direncanakan sejak lama dan menggunakan akal pikiran waras. Namun apa jawaban
ayahnya.
" Wahai Ibrahim,
jika kamu tidak mau menyembah tuhan kita janganlah menghina seperti itu. Apakah
kamu belum tahu bahwa tuhan itu adalah sesembahan nenek moyang kita. Aku
khawatir akan mendapat murkanya, "kata ayahnya agak tersinggung dengan
ucapan nabi Ibrahim yang bernada menghina tuhannya. " Oh ayah, janganlah
menyembah benda itu. Sembahlah Allah yang telah menjadikan langit dan bumi
ini. Sebab hanya Allah yang patut disembah dan dipuja. Hanya Allah yang dapat
memberi pertolongan kepada kita, "kata nabi Ibrahim sejurus kemudian.
Namun ayahnya yang sudah tertutup hatinya dan jauh dari kebenaran tidak mau
mendengarkan ucapan nabi Ibrahim. Sebab jika didengarkan hanya akan menyakitkan
hatinya saja. Sambil berkata ia berkata:
" Wahai Ibrahim,
aku telah mengatakan kepadamu berulang-kali, janganlah kau menghina tuhan-tuhan
itu. Jika kau tidak rnenghentikan ucapanmu niscaya aku akan menyakiti,
"kata ayahnya dengan nada mengancam.
Mendapat ancaman dari
ayahnya seperti itu, nabi Ibrahim hanya memintakan ampun kepada Allah Ta'ala.
la memintakan ampunan ayahnya, Sebagai kekasih Allah ia tidak memiliki rasa
dendam. Ancaman seperti itu tidak menggoyahkan imannya kepada Allah, la
berusaha untuk meyakinkan orang tuanya bahwa dirinya adalah utusan Allah.
Berbagai cara dan
kata-kata manis ditujukan pada ayahnya agar mau meninggalkan penyembahan
terhadap berhala. Namun usahanya sia-sia belaka.
Karena semua usaha
untuk menyadarkan ayahnya agar kembali pada jalan yang benar dan mengikuti
ajakannya tidak ditangapi ia tidak sakit hati. Sehingga pada suatu hari ia
disuruh ayahnya untuk menjual patung yang baru selesai dibuat. Aneh sekali
kedengarannya cara nabi Ibrahim menawarkan patung itu. " Patung-patung,
siapa yang mau membeli patung untuk disembah sedangkan ia tidak dapat melihat,
tuli dan bisu. Patung ini tidak pantas disembah sebab tidak dapat menolong
penyembahnya, "teriaknya setelah memiliki patung dan menawarkannya.
Orang-orang yang mendengarnya segera menolehkan kepalanya.
Pandangan mereka
tertuju pada pemuda yang gagah dan memikul patung. Meskipun demikian nabi
Ibrahim tetap menjajakan patung itu dengan mengatakan bahwa patung itu tidak patut
disembah dan dipuja.
Nabi Ibrahim tidak
perduli dengan pandangan semua orang yang melihatnya, dengan penuh keheranan.
la tetap berteriak dengan menghina tuhan mereka. Hal ini membuat orang-orang
yang biasanya menyembah berhala tersinggung sebab tuhan mereka dihina
dihadapannya. Namun untuk melakukan sesuatu pada nabi Ibrahim tidak berani,
sehingga mereka melaporkan pada ayahnya.
" Wahai Ibrahim,
sungguh kau keterlaluan, lihatlah semua langgananku tidak ada yang beli. Mereka
mengatakan kau telah menghina tuhannya. Apa maksudmu semua ini. Dan lihatlah
berapa kerugianku, "kata ayahnya dengan nada tinggi, begitu nabi Ibrahim
telah berada di rumah dan masih memikul patung batu itu.
" Wahai ayah,
bukankah aku menawarkan dengan benar. Apakah patung ini dapat berbicara,
melihat dan mendengar. Mana mungkin ia akan menolong penyembahnya, "kata
ibrahim dengan mantap. Mendengar jawaban itu, ayahnya naik pitam.
" Ibrahim,
hentikan segala ocehanmu. Aku tidak mau mendengarkan lagi. Jika kau tetap
menghina tuhanku niscaya aku akan merajammu atau lebih baik engkau pergi
meninggalkan aku dan carilah kehidupanmu sendiri, "kata ayahnya marah
sebab tuhannya telah dihina oleh Ibrahim.
Sebelum pergi nabi
Ibrahim tetap memperingatkan ayahnya. la berjanji pada ayahnya akan memintakan
ampun pada Allah. Sesuai dengan janjinya maka nabi Ibrahim berdoa sebab hanya
dengan doa itulah merupakan bebannya sebab anak dan balas budi pada orang
tuanya.
Doa nabi Ibrahim telah
diabadikan Allah pada Al Qur'an surat At-Taubah ayat 114 yang artinya: " Dan
permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk ayahnya, tidak lain hanyalah
karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya. Maka tatkala jelas
bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu musuh Allah, maka Ibrahim berlepas daripadanya.
Sesungguhnya Ibrahim adalah orang yang sangat berlembut dan penyantun".
(At Taubah: 114)
Setelah mendapat firman
dari Allah bahwa orang tuanya (ayahnya) bukanlah orang beriman dan termasuk
musuh Allah, maka nabi Ibrahim tidak lagi berdoa untuk ayahnya. Dengan izin
Allah maka nabi Ibrahim meninggalkan orang tuanya. Kepergian ini bukannya takut
ancaman ayahnya, namun menghindari kemusrikan yang ada di dalam rumahnya.
8. Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala
Setelah ia pergi meninggalkan
rumah, dia berpikir bagaimana caranya untuk mendapatkan pengikut. Sebab
semenjak berada di dalam goa dan berada-di perkampungan belum pernah melakukan
dakwah selain kepada ayahnya. Namun ayahnya tidak mau menerima ajaran Nabi
Ibrahim.
Dengan bimbingan Allah,
maka timbul niatnya untuk menghancurkan berhala secara besar-besaran. Sebab
dengan demikian ia dapat berhadapan dengan raja Namrudz dan sekaligus berdebat
mengenai kebenaran. Sehingga raja Namrudz dapat dipermalukan di depan rakyatnya
jika tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukannya kelak.
Namun rencana itu
dipendamnya dalam hati sampai beberapa hari lamanya sebab menunggu kesempatan
yang baik. Nabi Ibrahim mengetahui bahwa pada hari-hari tertentu penduduk kota
meninggalkan rumahnya guna berburu. Perburuan yang dilakukan seluruh penduduk
kota itu adalah untuk memperingati suatu perayaan. Hasil perburuan itu untuk
pesta pora.
Sambil menunggu
kesempatan yang baik, nabi Ibrahim tak henti-hentinya berdoa agar diberi
kekuatan batin dalam menghadapi orang-orang kafir, dan agar dibimbing jalan
pikirannya sehingga segala ucapan dan tindakannya selalu mendapat lindungan
Allah.
Akhirnya datanglah
hari-hari yang ditunggu-tunggu itu. Semua penduduk kota tidak ada yang
ketinggalan pergi ke hutan untuk berburu. Sebelum pergi mereka menaruh makanan
yang nikmat dihadapan berhala di rumah lapang. Pada tanah lapang tersebut
terdapat ratusan berhala mulai yang berukuran kecil sampai paling besar. Bagi
berhala besar adalah untuk penyembahan raja sedangkan yang kecil untuk
rakyatnya. Hal ini diintai oleh Nabi Ibrahim dari kejauhan.
Pemandangan yang
menggelikan hati nabi Ibrahim sebab berhala yang disembah itu hanya terdiam
saja. Dan sesudah menaruh makanan mereka juga menyembah sekali lagi.
Berkatalah raja Namrudz
pada berhala yang disembahnya : " Wahai tuhan kami, berikanlah rejeki bagi
kami dan selamatkanlah perjalanan kami untuk berburu, "kata raja Namrudz
meninggalkan sanggar pemujaan satu persatu dengan tertib.
Setelah raja Namrudz
dan rakyatnya pergi barulah nabi Ibrahim mendatangi tanah lapang itu. la sangat
benci melihat semua makanan yang enak-enak ditaruh dihadapan berhala-berhala
itu.
" Apakah kamu
tidak mau makanan yang dihidangkan kepadamu hai dungu ! "kata nabi Ibrahim
sendirian. Tujuan pertanyaan ini ialah pada berhala. Namun yang namanya batu...
Sumber: http://sejarahkisahnabi.blogspot.co.id
EmoticonEmoticon