Gb. educastudio |
jika diapa-apakan pasti
diam. Begitu pula ketika ditanya nabi Ibrahim. Kemudian nabi Ibrahim meneruskan
pertanyaannya : Kenapa kamu diam seperti bisu. Karena yang ditanya tidak
menjawab, maka nabi Ibrahim tertawa sendiri. Sebab batu yang merupakan berhala
itu tidak dapat berbuat apa-apa.
Nabi Ibrahim
mengeluarkan kapaknya. Lalu dipukuli seluruh berhala yang ada disitu. Karena
nabi Ibrahim merupakan kekasih Allah, maka dalam pelaksanaannya tidaklah sulit.
Semua berhala yang jumlahnya tak sedikit itu dihancurkan dalam waktu singkat.
Hanya berhala paling besar yang tidak dihancurkan. Kemudian kapaknya ditaruh
pada berhala yang paling besar. Sehingga seolah-olah berhala itu yang
menghancurkan berhala kecil lainnya. Nabi Ibrahim keluar dengan tenang sebab
semua penduduk kota tidak ada yang di rumah. la segera meninggalkan tanah
lapang itu.
Sesudah seharian
berburu raja Namrudz beserta pengawal dan rakyatnya pulang, maka masuklah ke
dalam tanah lapang untuk mengadakan pemujaan tanda syukurnya. Sekonyong-konyong
mereka terkejut ketika melihat sesembahannya tidak ada yang utuh lagi. Semua
bertanya-tanya dalam hati. Raja Namrudz segera menanyakan pada pengawal dan
rakyatnya.
" Wahai rakyatku,
siapa yang berani melakukan pekerjaan sekeji ini ?, "tanya raja Namrudz
rasa geram. Namun tidak ada satupun yang memberi jawaban atas pertanyaan itu.
Rakyatpun saling menanyakan siapa pelaku kerusakan ini.
Setelah agak lama
mereka terdiam maka satu orang menjawab dengan suara gugup. Sebab ia takut
salah dengan ucapannya itu sehingga mengakibatkan kemarahan raja tambah
menjadi.
" Ampun paduka,
saya kira Ibrahim yang melakukan semua ini, sebab hanya dia yang tidak keluar
kota ikut berburu dengan kita, "kata orang itu kemudian duduk kembali
setelah menghaturkan sembahnya. Orang-orang lainnya mengiyakan saja atas
jawaban temannya.
" Apakah kamu tahu
dengan mata kepalamu sendiri bahwa yang melakukan ini Ibrahim, "tanya raja
Namrudz. Orang yang memberi jawaban tadi tertunduk sebentar kemudian menjawab.
" Ampun paduka,
hamba tidak melihat sendiri. Namun menurut penilaian hamba yang melakukan semua
ini tidak lain adalah Ibrahim. Sebab dari dulu ia tidak suka menyembah tuhan
kita, "kata orang itu dan segera duduk kembali. Kemudian raja Namrudz
segera memerintahkan pengawal dan beberapa prajuritnya untuk mencari nabi
Ibrahim lalu menangkapnya.
Dengan dibantu beberapa
orang yang sudah mengenal nabi Ibrahim, maka prajurit yang disuruh oleh raja
Namrudz segera berangkat meninggalkan altar pemujaan. Tidak begitu lama
kemudian mereka kembali dengan tangan hampa.
" Ampun yang
mulia, kami tak berhasil membawa Ibrahim, sebab kami tidak dapat menemukannya,
"kata prajurit dengan suara gugup. Mendengar hal itu raja Namrudz jadi
murka. la segera memerintahkan beberapa prajurit lagi. Sekaligus menyuruh
menggeledah rumah penduduk.
" Beritahu semua
penduduk, barang siapa menyembunyikan Ibrahim akan mendapat hukuman berat.
Untuk itu segera di laksanakan perintahku ini, "titah raja Namrudz pada
beberapa prajurit. Setelah semua prajurit itu menyembah barulah meninggalkan
altar pemujaan. Tampaknya raja Namrudz marah sekali, mukanya yang merah padam.
Para prajurit segera
menggeledah rumah-rumah penduduk dan mengumumkan penangkapan nabi Ibrahim.
Mereka juga menyampaikan amanat rajanya yaitu jika kedapatan penduduk
menyembunyikan nabi Ibrahim akan mendapat hukuman. Dengan adanya ancaman itu,
semua penduduk tidak mau menampung nabi Ibrahim sehingga dengan mudah ditangkap
prajurit.
Nabi Ibrahim tidak
menghiraukan penangkapan itu. Dia tidak berkata apa-apa ketika menuju altar
perjamuan dan pemujaan. Dari raut mukanya tidak menampakkan rasa takut atau
khawatir.
Sesampai di altar
penyembahan, Ibrahim dihadapkan pada raja Namrudz dan rakyatnya. Rakyat sejak
tadi merasa geram ingin melukai nabi Ibrahim namun semua itu tidak sampai
terjadi. Nabi Ibrahim kelihatanya tenang menghadapi orang-orang kalap dan raja
Namrudz. Nabi Ibrahim melangkah dengan tenang seolah-olah dia tidak mengetahui
kejadian yang sesungguhnya. Melihat tingkah laku nabi Ibrahim seperli ini, raja
Namrudz jadi gusar. Sebab jika orang yang bersalah dihadapkan pada raja atau
orang lain biasanya akan ketakutan, namun nabi Ibrahim masih kelihatan tenang.
9. Perdebatan Nabi Ibrahim Dengan Raja Namrudz
Meskipun raja Namrudz
gusar, namun tidak diperlihatkan juga. la menjaga kewibawaan sebagai seorang
raja di mata rakyat. Sedangkan rakyat yang berkumpul berteriak menghina nabi
Ibrahim.
" Ibrahim seorang
pengkhianat! Tidak pantas jika ia hidup saat ini, "teriak masa yang telah
memadati altar pemujaan. Meskipun mendapat teriakan seperti ini, nabi Ibrahim
masih memperlihatkan ketenangan.
" Wahai rakyatku,
hentikan teriakan kalian. Sebab aku akan menanyakannya secara langsung pada
Ibrahim, "titah raja Namrudz yang menyuruh rakyatnya berhenti mencaci nabi
Ibrahim. Karena rajanya berkata demikian, maka masa segera menghentikan
teriakkanya.
" Benarkah kau
bernama Ibrahim ?, "tanya raja Namrudz setelah masa tenang kembali. Nabi
Ibrahim hanya menganggukan kepalanya saja. Meiihat anggukan ini, raja Namrudz
bertanya sekali lagi.
" Benarkah namamu
Ibrahim ?, "tanya raja itu sekali lagi. Kali ini Ibrahim menjawab dengan
suara datar. Katanya : "Kalau memang benar, mengapa aku dibawa kesini, hai
raja. Raja Namrudz itu kemudian mengangguk-anggukan kepalanya. Kemudian ia
bertanya lagi: "Apakah sewaktu semua penduduk kota pergi berburu engkau
tidak ikut ? Nabi Ibrahim sudah mengetahui arah pembicaraan itu. Kemudian ia
menjawab dengan jujur. Katanya: "Aku memang tidak mengikuti perburuan itu
sebab badanku sakit, "jawab nabi Ibrahim.
Mengapa kau berbohong
pada aku, rajamu, "tanya raja Namrudz, sebab jawaban yang diberikan nabi
Ibrahim tidak memuaskan hatinya. Setelah menata duduknya, nabi Ibrahim pun
menjawab.
" Engkau bukan
rajaku, untuk itulah aku tidak mau berburu yang hanya dibuat foya-foya, "kata
Ibrahim menyahuti perkataan raja Namrudz. la tampak senang sekali meskipun
jawaban itu sangat menusuk hati raja Namrudz.
Mendengar ucapan nabi
Ibrahim yang demikian itu, kontan raja Namrudz naik pitam. Namun kemarahannya
masih dipendam dalam hati agar rakyat tidak mengetahuinya. Hal ini bertujuan
agar rakyat tidak segera menghukum nabi Ibrahim dengan semaunya.
" Wahai Ibrahim,
apakah kamu tahu orang yang melakukan perbuatan ini ?, "tanya raja Namrudz
sambil menunjuk ke arah berhala-berhala yang sudah tidak beraturan itu. Dalam
hati nabi Ibrahim yang merasa geli mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan inilah
yang sebenarnya ditunggu-tunggu. Sebab dengan demikian ia dapat mendebat raja
Namrudz dengan kata-kata yang masuk akal.
" Sebenarnya aku
tidak mengetahui orang yang berbuat ini, "jawab nabi Ibrahim. Raja Namrudz
tidak puas dengan jawaban itu dan terus bertanya.
" Kata beberapa
orang, kaulah yang menghancurkan tuhan-tuhan itu. Mengapa kau lakukan perbuatan
itu hai Ibrahim ?, "bentak raja Namrudz dengan geram sebab ia merasa
dipermainkan. Nabi Ibrahim hanya tersenyum mendengar bentakan itu.
" Mengapa engkau
percaya kepada fitnah orang ?, "kata nabi Ibrahim menimpali perkataan raja
Namrudz. Nabi Ibrahim kini berada dalam posisi tepat. Dengan ucapan-ucapan yang
pendek namun menyakitkan hati akan membuat raja Namrudz marah sehingga
pertanyaannya semakin tidak terarah.
" Wahai Ibrahim,
seandainya aku tahu dengan mata kepalaku sendiri, sudah tentu kutangkap dengan
tanganku, "ujar raja Namrudz agak kesal. Sebenarnya ia ingin mengorek
pengakuan dari nabi Ibrahim sebisanya, namun usaha itu masih sia-sia. Perdebatan
ini hingga berlangsung lama dan belum menemukan siapa yang melakukan
penghancuran berhala-berhala itu
Karena waktunya sudah
sore, maka perdebatan itu ditutup. Meskipun demikian nabi Ibrahim tidak dapat
bebas, sebab ia dibawa ke istana untuk menghadap sidang esok hari. la
dijebloskan dalam tahanan. Semalam ia tidak dapat memejamkan matanya, sebab ia
berdoa agar Tuhannya membuka jalan pikiran sehingga dapat mematahkan semua
tuduhan. Dengan demikian ia akan mendapatkan pengikutnya.
Keesokan harinya rakyat
sudah berkumpul di tempat persidangan guna mendengarkan perdebatan nabi Ibrahim
dengan raja Namrudz. Di tempat itu telah duduk raja Namrudz dengan pakaian
kebesarannya dan dikawal beberapa prajurit. Tidak lama kemudian nabi Ibrahim
digiring masuk.
" Wahai Ibrahim
aku ingin pengakuanmu yang sebenamya, "kata raja Namrudz membuka sidang.
Yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya saja.
" Jika engkau
tidak mengakui perbuatanmu, niscaya aku akan menghukummu lebih berat lagi,
"tambah sang raja. Meskipun demikian nabi Ibrahim duduk dengan tenangnya.
Sebab semua jawaban yang akan dilontarkan merupakan ajakan sekaligus menurunkan
derajat raja Namrudz. Boleh dikatakan jawaban yang akan diberikan adalah
jawaban yang masuk akal. la ingin mendengarkan pertanyaan raja Namrudz terlebih
dahulu meskipun sebelumnya sudah ditanyakan kepadanya.
" Mengapa engkau
menanyakan kepadaku, cobalah kau kembali ke altar penyembahan dan tanyakan pada
berhala yang masih berdiri itu, "kata nabi Ibrahim membuka jawabannya.
Mendengar jawaban ini tentu saja raja Namrudz merasa dipermainkan nabi Ibrahim.
Hal ini membuat kemarahannya mulai menjalar pada tubuhnya.
" Janganlah engkau
permainkan aku dengan jawabanmu yang tidak masuk akal itu, "sela raja
Namrudz dengan rasa geram. Mendengar perkataan demikian membuat nabi Ibrahim
sejenak terdiam. Sebab kata-kata itulah yang ditunggu sejak kemarin.
" Bila berhala
yang memegang kapak dan masih berdiri angkuh itu adalah pelakunya. Mungkin ia
marah sebab perjamuan yang kalian berikan tidak sesuai dengan seleranya,
"kata nabi Ibrahim dengan suara mantap. Dikeraskan suaranya agar masa yang
memadati ruangan itu mendengar semuanya.
" Kau kira aku ini
bodoh dan tolol. Mana mungkin batu dapat menjawab semua pertanyaanku seperti
yang kau utarakan padaku, "kata raja Namrudz yang mulai marah, sebab semua
jawaban yang diberikan Ibrahim mulai memojokkannya.
" Sebenarnya
engkau dan rakyatmu sangatlah bodoh. Sebab batu yang bisu, tuli dan buta itu
sejak dulu kau sembah. Kini engkau baru mengetahuinya. Untuk itu sembahlah
Allah yang menciptakan diri kita ini, "kata nabi Ibrahim, Hal ini
merupakan angin segar baginya sebab semua pertanyaan raja Namrudz mengarah pada
berhala itu.
" Wahai Ibrahim,
sejak dahulu kami mengetahui, bahwa tuhan-tuhan itu tidak dapat mendengar,
menjawab, dan melihat. Namun semua ini kami lakukan karena ia merupakan
sesembahan bapak-bapak kami, "kata raja Namrudz yang tidak kalah
lantangnya.
" Kalau engkau dan
rakyat sudah mengetahui demikian, mengapa tidak meninggalkan batu-batu itu dan
menyembah pada Allah, bermunajat pada Allah dan meminta pertolongan pada
Allah. Mengapa kalian masih menyembah batu-batu yang tidak lebih dari gunung itu
? "kata nabi Ibrahim yang berusaha mengajak Narfirudz dan rakyatnya untuk
mengikuti seruannya.
" Aku tidak
mengerti dengan semua ucapanmu yang selalu mengandalkan nama Allah. Siapa
sebenarnya Allah itu ? "tanya raja Namrudz sejurus kemudian.
" Allah adalah
Tuhan yang patut disembah dan dipuja. Sebab la yang menciptakan langit, bumi,
tanaman dan binatang bahkan kita semua. Allah-lah yang menghidupkan dan
mematikan makhluk, "kata nabi Ibrahim menerangkan. Demi mendengar
iawaban.itu, raja Namrudz tertawa. Sebab menurut dia bukan Allah yang
menghidupkan dan mematikan.
" Apa kau kira aku
tidak bisa menghidupkan dan mematikan rakyatku, bahkan semua makhluk ini ?
"kata raja dengan congkaknya.
" Wahai Namrudz,
kita semua dapat membunuh menurut…
Sumber: http://sejarahkisahnabi.blogspot.co.id/
EmoticonEmoticon