Ibnu Abil ‘Izz al Hanafi mengatakan bahwa mereka telah
menyebutkan perbedaan antara nabi dan rasul dan yang terbaik adalah bahwa orang
yang diberikan berita oleh Allah swt dengan berita dari langit, jika dia
diperintahkan untuk menyampaikannya kepada orang lain maka ia adalah nabi dan
rasul sedangkan jika dia tidak diperintahkan untuk menyampaikan kepada orang
lain maka ia adalah nabi dan bukan rasul. Rasul lebih khusus daripada nabi,
setiap rasul adalah nabi dan tidak setiap nabi adalah rasul. (Syarh ath Thahawiyah
fii ‘Aqidah as Salaf hal 296)
Syeikh ‘Athiyah Saqar mengatakan bahwa nabi adalah seorang
manusia yang diberikan wahyu kepadanya dengan suatu syariat untuk diamalkan
akan tetapi dia tidak diperintahkan untuk menyampaikannya. Sedangkan Rasul
adalah seorang manusia yang diberikan wahyu dengan suatu syariat untuk
diamalkan dan dia diperintahkan untuk menyampaikannya. Setiap rasul adalah nabi
dan tidak setiap nabi adalah rasul.
Muhammad saw adalah seorang nabi dan rasul. Firman Allah swt
:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا
وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
Artinya : “Hai nabi, Sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi
saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan.” (QS. Al Ahzab : 45)
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا
أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن
رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيمًا
Artinya : “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kamu., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Ahzab :
40)
Kedua ayat tersebut menggabung tentang sifat kenabian dan
kerasulan (dalam diri Muhammad saw)
Terkadang suatu lafazh menempati lafazh yang lainnya,
sebagaimana firman Allah swt :
وَكَمْ
أَرْسَلْنَا مِن نَّبِيٍّ فِي
الْأَوَّلِينَ
وَمَا يَأْتِيهِم مِّن نَّبِيٍّ إِلَّا
كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِؤُون
Artinya : “Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah kami utus
kepada umat-umat yang terdahulu. Dan tiada seorang nabipun datang kepada mereka
melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.” (QS. Az Zukhruf : 6 – 7)
–Fatawa al Azhar juz VIII hal 101)
Bagaimana Dengan ke-25 Nabi Didalam Al Qur’an
Urutan para nabi yang disebutkan didalam Al Qur’an adalah
Adam, Idris, Nuh, Huud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub. Yusuf,
Ayyub, Syuaib, Musa, Harun, Dzulkifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus,
Zakaria, Yahya, Isa dan Muhammad saw.
Tentang Adam as—menurut Syeikh Muhammad Shaleh al
Utsaimin—bukanlah rasul akan tetapi ia adalah seorang nabi, sebagaimana
disebutkan didalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban didalam shahihnya
bahwa Nabi saw ditanya tentang Adam apakah dia seorang nabi?” Beliau saw
menjawab,”Ya, dia adalah nabi yang diajak bicara.”.
Akan tetapi dia bukanlah seorang rasul berdasarkan firman
Allah swt :
Artinya : “Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah
timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi
peringatan.” (QS. Al Baqoroh : 213) serta sabda Rasulullah saw didalam hadits
syafaat, bahwa manusia mendatangi Nuh lalu mereka mengatakan,”Anda adalah rasul
pertama yang diutus Allah swt kepada penduduk bumi.” Ini adalah nash yang jelas
bahwa Nuh adalah rasul pertama. (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu Utsaimin hal 154)
Ada yang mengatakan bahwa Rasul adalah orang yang diutus
dengan membawa syariat baru dan diperintahkan untuk menyampaikannya sedangkan
nabi adalah orang yang diutus untuk memperbaharui syariat sebelumnya.
Dari definisi diatas, berarti Ismail, Ishaq, Sulaiman dan
kebanyakan nabi Bani Israil as adalah para nabi dan bukan rasul. Sesunguhnya
Ismail dan Ishaq diutus dengan syariat Ibrahim dan sebagian nabi Bani Israil
menyeru dengan apa yang diturunkan kepada Musa berupa taurat, ini adalah
pendapat Imam Syaukani dan Alusi didalam tafsirnya. (Markaz al Fatwa no. 51071)
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa tidak semua nabi yang
berjumlah 25 orang yang disebutkan didalam al Qur’an adalah rasul.
Sumber: http://www.eramuslim.com
EmoticonEmoticon